Disebut Rasis, Curhatan Wanita yang Ogah Punya Pacar Berlogat Medok Viral di Medsos

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Baru-baru ini sebuah cuitan dari @GelarPrakosa soal curhatan seseorang yang malu memiliki pacar dengan logat medok menjadi viral. Curhatan itu disampaikan melalui foto status dari seorang wanita.

Menurut akun @GelarPrakosa, curhatan itu dianggap rasis. Pasalnya dalam unggahan tersebut menyindir pria dengan bahasa medok. “Bentuk paling sederhana dari Ibukota-minded dan rasisme,” tulisnya.

Dilihat dari postingan tersebut, ada perasaan malu dari si wanita jika mempunyai pasangan yang medok dalam berbicara. Tak peduli, meskipun memiliki fisik tampan.

BACA JUGA: Sempat Viral, Kadis Parpora yang Joget Bareng Cewek di Atas Meja Resmi Turun Jabatan

Menurutnya, jika cara berbicaranya medok atau tulen bahasa Jawa membuatnya malu karena akan jadi bahan candaan teman-temannya. “Mau seganteng apapun kalo ngomongnya medok banget mah ogah wkwkwk bikin malu yang ada jadi bahan ceng cengan anak-anak tongkrongan,” tulis status tersebut ditambah emoticon nangis tertawa.

Lebih lanjut, perempuan tersebut menyebutkan jika memiliki teman berlogat Jawa saja dimusihin oleh dia, apalagi jika itu gebetan. “Punya temen logat jawa aja gue musuhin apa lagi gebetan abis dia,” katanya dengan emoticon tertawan.

Hingga saat ini sudah 34,8 ribu likes dan 13,3 ribu retweet dan komentar. Postinga tersebut menuai banyak komentar di Twitter.

“Rasis banget, padahal orang Korea aja ada yg medhok,” kata @ven**bleu diikuti dengan menyematkan foto YouTuber Jang Hansol.

BACA JUGA: Viral! Netizen Heboh Ada Penampakan Keranda Terbang, Seram?

“Jakarta dan sekitar tu masih jawa bukan sih? heran sama orang2 kalo mo ke jateng bilangnya mo ke jawa. saudara aku yang orang tangerang gitu juga soalnya “mau ke jawa” bilangnya,” komentar @afrilia**trih_.

“Beginian nih yang bikin rangorang malu pake logat daerah asalnya masing2. Bhinneka tunggal ika dg syarat,” tulis @erik_adi**jaya.

8 KOMENTAR

  1. Biasalah, kalau masih suka nongkrong2 ya pola pikirnya sempit, sebatas penampilan dan gaya saja, coba nanti kalau sudah jadi ibu rumah tangga, pasti pola pikirnya berubah.

  2. Yaelah, makhluq hina sok² an mandang org cuma kyk bgtuan, ap lg klo gw punya tman kyk lu, auto kelllarrr hdup lu d dunia, pndang agamanya kalo mau cari jodoh, jngan pndang logat, rupa keturunan dn harta, kalo mw bhgia dunia akhiratmu

  3. Yaelah….Sebaliknya…Gw jg Ogah Secakep apapun Rupamu.Soalnya Kalau mau jujur bicara Rasis…diLihat dari “Logat&Dialekmu”…Cewek macam kamu itu, diUsia Sekitaran 20-an aja biasanya sdh “Hatrick” alias Janda 3X! He….27X! Soalnya biar Asal Dompet Tebel….biar kata Tua Bangka jg Lo Embat.

  4. Lahhh si mbaknya. Kurang pengetahuan banget. Ada berjuta aksen/logat di dunia termasuk aksen Jawa medhok. Kenapa harus menganggap satu logat lebih buruk daripada logat lain? Mbaknya punya logat mana btw? Padahal suami aja belajar logat Jawa Timur model youtuber yang bule orang Aussie itu. Dan suami saya orang Irlandia. Hayoooo kalo yang bule aja senang dengan logat Jawa, yang error mbaknya ????

  5. kalau gitu gk usah gunakan bahasa indonesia yang di serap dari bahasa jawa seperti :
    jujur, mengayomi(ayom), lumayan, guyonan (guyon), asah, asin, bangsawan, kalung, tangan, tahi, goblok, enak, indah, mengusungi (usung), mapan, ampas, amis, galak, lugu, langka, asmara, kapan, aku, mbak, mas, ibu, sangat, tua, banter, adem dll
    masih banyak lagi sebenernya, karena 30 persen bahasa indon menyerap dr bahasa jawa kuno, sansekerta, halus, kasar.

    kenapa gak sekalian pake logat new york yang lebih modern dr jakarta, atau pakai bahasa inggris aja deh gk usah pake bahasa indon, kan 30 persen menyerap dr bahasa jawa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini