Waspada, JAD Berorientasi pada Aksi Teror

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) menginterpretasikan ide-idenya yang lebih berorientasi pada sebuah aksi teror. Peneliti dari Center for Strategic International Studies Indonesia (CSIS) Indonesia Alif Satria mengemukakan  bahwa mereka cenderung tidak sabar dan jarang memiliki rencana jangka panjang.

“Mereka ini action oriented jadi menarik anggota yang juga action oriented jarang bagi mereka untuk bersabar dan menjalankan strategi jangka panjang, mereka cenderung gunakan oportunitas yang ada sekarang ini,” kata Alif dalam Webinar bertema Rencana Aksi Nasional Pencegahan Ekstremisme: Menangkal Resiliensi Ancaman Teroris di Indonesia, Selasa 16 Maret 2021.

Namun ada beberapa pengecualian seperti misalnya di Jawa Timur, anggota JAD ada yang fokus bertahan hidup setelah adanya bom Surabaya.

Selain itu pendistribusian informasi dan ide di kelompok JAD cenderung sulit, tidak ada birokrasi khusus untuk berdiskusi.

“Memang mereka bisa berkomunikasi melalui telegram tapi jarang komunikasi itu merancang serangan namun lebih ke meminta doa untuk melakukan amaliyah,” kata Alif.

Sejauh ini pun struktur JAD lebih cenderung tidak tersentralisasi sehingga secara logistik dan strategi sulit untuk diterapkan. Maka banyak perbedaan pendapat antar sel-sel dalam kelompok JAD.

Alif menegaskan bahwa perbedaan pendapat itu terjadi pada aksi bom Surabaya pada 2018 banyak yang tidak setuju akan hal itu, termasuk Aman Abdurrahman.

 

 

 

 

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tiga Bacalon Bupati Lolos Administrasi usai Daftar dari NasDem Gunungkidul, Nama Sutrisna Wibawa jadi Sorotan

Mata Indonesia, Gunung Kidul - Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Gunungkidul mengonfirmasi kelengkapan dan kepatuhan berkas pendaftaran calon bupati dan/atau wakil bupati untuk Pilkada 2024 melalui Partai Nasdem.
- Advertisement -

Baca berita yang ini