Vaksin Nusantara Memang Lebih Baik, Tapi Sangat Mahal untuk Vaksinasi Massal Hentikan Covid19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Selain dari Sinovac, beberapa hari belakangan kita juga diramaikan dengan isu Vaksin Nusantara yang menggunakan teknologi berbahan dasar sel dendritik (DC).

Associate Profesor Bioteknologi Universiti Putra Melayu, Bimo Ario Tejo Ph.D dalam pesannya yang diterima Mata Indonesia News, Senin 22 Februari 2021, menyatakan teknologi sel dendritik itu memang akan menghasilkan vaksin yang lebih baik dari vaksin inactivated dari Sinovac.

“Vaksin sel dendritik (DC), sudah lama diteliti di berbagai negara dan biasanya dipakai untuk terapi penyakit kanker. Baru sekarang coba diuji untuk Covid19 di AS, Indonesia, dan Cina. Bagus apa nggak ya kita belum tahu. Kita tunggu datanya ya,” ujar Bimo.

Pada terapi kanker, teknologi itu digunakan untuk membangkitkan sel imun untuk melawan penyakit tersebut.

Caranya, DC diambil dari pasien yang bersangkutan, lalu diaktifkan dengan antigen dari sel kanker dan disuntikkan lagi ke tubuh si pasien. DC yang telah aktif memerintahkan Sel T untuk mencari dan memusnahkan sel kanker.

Setiap pasien kanker harus mendapat tiga kali suntikan DC yang biaya setiap suntikannya 93 ribu dolar AS atau setara Rp 1,3 M. Berarti setiap pasien kanker harus merogoh hingga Rp 3,9 M untuk menjalani terapi DC tersebut.

Saat ini, di dunia terdapat tiga uji klinis terapi DC untuk mengobati Covid19. Pertama, dilakukan Aivita Biomedical Inc. yang melakukan uji klinis di Semarang dan California AS. Dua lainnya dilakukan di Cina.

Bimo menyatakan vaksin dengan teknologi tersebut dapat mengaktifkan Sel T sehingga kekebalan bisa lebih lama dibandingkan vaksin inactivated.

Namun, biaya vaksin itu akan jauh lebih mahal dari vaksin inactivated. Di samping itu prosesnya yang panjang tidak cocok untuk program vaksinasi massal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini