Setiap Dubes dan Diplomat Adalah Seorang Intelijen

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Setiap duta besar (dubes) dan diplomat sebenarnya melaksanakan pekerjaan intelijen.

Hal itu diungkapkan Profesor Filsafat Intelijen pertama di dunia A.M Hendropriyono dalam podcast Deddy Corbuzier, Kamis 18 November 2021.

Menurut Hendro, setiap duta besar dan diplomat menjalankan metode intelijen terbuka karena mereka juga melaporkan situasi tempatnya bertugas kepada negara masing-masing.

“Metode terbuka itu dilakukan dengan terang-terangan oleh duta besar, dan diplomat. Mereka itu juga intel,” ujar mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut.

Menurut Hendro, formalitasnya para duta besar atau diplomat menjalin hubungan dagang atau ekonomi antara negaranya dengan tempat di mana dia ditugaskan.

Tetapi secara tidak langsung mereka juga berusaha mencari informasi tentang kondisi negara tempat bertugasnya.

Bagaimanapun, negara-negara yang ada di dunia ini selalu melakukan persaingan satu sama lain, di segala bidang.

Maka, peran intelijen sekarang bukan sekadar untuk sebuah peperangan senjata, tetapi untuk kepentingan lain seperti ekonomi.

Informasi yang dikumpulkan seorang intelijen harus diolah dalam pikirannya agar bisa ditentukan bagaimana bisa mencapai tujuan yang diharapkan.

Selain metode terang atau blak-blakan, Hendropriyono juga menjelaskan metode gelap intelijen yang semuanya dia tuliskan dalam buku berjudul “Filsafat Intelijen.”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini