Kerumunan Warga Bikin Kolombia di Ambang Kolaps Akibat Covid19 Seperti India

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Selain India, Kolombia juga menjadi negara yang kini berada di ambang kolaps karena rumah sakit mereka tidak lagi mampu menampung pasien Covid19 yang kritis karena tingkat keterisian ruang ICU sudah 94 persen. Itu akibat kerumunan dari demonstrasi anti reformasi pajak.

Bahkan Wali Kota Bogota Claudia Lopez melalui akun twitternya mengaku sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, maka dia memohon warganya untuk bersama-sama mengatasi masalah tersebut.

“7.742 kasus baru Covid dilaporkan hari ini di Bogotá dan 131 kematian. Laporan kasus tertinggi kedua dalam sehari dan kematian tertinggi sejak pandemi dimulai. Dan kami berada pada 94 persen hunian ICU. Saya tidak tahu harus berkata apa lagi, peringatkan, mohon, mohon,” ujar Claudia yang dikutip Sabtu 15 Mei 2021.

Sejak Jumat 14 Mei 2021, angka kematian akibat Covid19 di Kolombia telah 80 ribu orang dan bukan hanya di Ibu Kota, Bogota, tetapi kota-kota besar lainnya ruang unit perawatan intensif hampir penuh.

Tekanan medis itu tampaknya belum akan berakhir karena selama berminggu-minggu gelombang protes anti-pemerintah yang menentang reformasi pajak terus berlanjut mengakibatkan terciptanya kerumunan sehingga memudahkan penularan Covid19.

Bahkan Claudia Lopez sangat khawatir fenomena itu akan berubah menjadi gelombang ketiga pandemi yang semakin membenamkan Kolombia ke jurang kehancuran.

Demonstran telah berbaris di seluruh Kolombia sejak 28 April, saat angka kematian harian nasional mencapai rekor 505 orang. Angka kematian rata-rata berkisar sekitar 470 per hari.

Dengan pertambahan tersebut, pada hari Jumat jumlah korban meninggal kumulatif mencapai 80.250 orang.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini