Di Indonesia Ditakuti, Vaksin AstraZeneca Laris di Malaysia Karena Ini

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Masyarakat Indonesia yang gampang percaya hoax sekarang benar-benar takut menerima vaksin Covid19 AstraZeneca setelah banyak berita menghubungkan dengan meninggalnya seorang pemuda usai disuntik vaksin itu.

Padahal, vaksin itu justru digemari di Malaysia bahkan masyarakat negeri jiran itu banyak memintanya.

“Tentu saja di Malaysia juga ada suara2 penolakan terhadap vaksin AstraZeneca. Tapi pemerintah meresponnya dengan strategi tertentu,” ujar pakar bioteknologi asal Indonesia yang mengajar di Universiti Putra Melayu, Bimo Aryo Tejo Ph.D., Senin 7 Juni 2021.

Menurut Bimo, masyarakat Malaysia berbondong-bondong meminta Vaksin AstraZeneca setelah Kementerian Kesehatannya secara rutin memberi informasi tingkat keterisian ICU rumah sakit yang sudah di atas 100 persen.

Selain itu, jumlah pasien yang meninggal dunia sebelum dibawa ke rumah sakit juga mengalami peningkatan hingga 165 persen dari bulan sebelumnya.

Kemudian diungkapkan bahwa varian baru Virus SARS-Cov-2 hasil mutasi yang ada di Malaysia sangat menular.

Maka, masyarakat lebih memilih divaksin AstraZeneca daripada harus mengalami kondisi tidak mengenakkan akibat varian baru tersebut.

Dokter memberikan informasi sebenar-benarnya perihal efek samping yang akan didapat penerima vaksin dan diminta segera ke rumah sakit jika mengalami efek samping yang lebih berat dari perkiraan.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Survei Elektabilitas Bakal Calon Walkot Jogja yang Bertarung di Pilkada 2024, Sosok Ini Mendominasi

Mata Indonesia, Yogyakarta - Menjelang Pilkada 2024 di DIY, sejumlah lembaga survei sudah bergeliat menunjukkan elektabilitas para bakal calon Wali Kota dan juga Bupati. Termasuk lembaga riset Muda Bicara ID yang ikut menunjukkan hasil surveinya. Lembaga yang diinisiasi oleh kelompok muda ini mengungkap preferensi masyarakat Kota Jogja dalam pemilihan Wali Kota Jogja 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini