Ternyata Kate Middleton Pernah Jadi Korban Bully

Baca Juga

MATA INDONESIA, LONDON – Siapa yang menyangka wanita cantik dan anggun seperti Kate Middleton ternyata pernah menjadi korban bully atau perundungan saat masih sekolah.

Saat ini Kate adalah istri dari Pangeran William. Kehidupannya pun dinilai banyak orang nyaris sempurna. Cukup mengejutkan mengetahui bahwa Duchess of Cambridge itu pernah menjadi korban bully saat sekolah.

Cerita ini diungkapkan pakar keluarga kerajaan Inggris, Katie Nicholl. Menurut dia, Kate menjadi korban bully saat berusia 13 tahun. Saat itu dia tinggal di asrama bernama Downe House di Berkshire.

Downe House adalah asrama perempuan di mana setiap gadis punya prestasi tinggi, tapi tak sedikit yang memiliki kelainan makan.

Di usia 13 tahun, Kate memiliki postur lebih kurus dan tinggi dibandingkan teman-teman asrama lainnya. Hal itu membuatnya sulit berteman dan kerap mendapat ejekan.

“Bertubuh kurus dan lebih tinggi di antara teman-temannya, sosoknya jadi lebih menonjol dan sering diejek karena kurus dan tinggi,” kata Nicholl, dikutip dari Mirror, Rabu 19 Mei 2021.

Mantan teman sekolah Kate, Emma Style, juga bicara soal perlakuan yang didapatnya selama tinggal di asrama tersebut.

“Semua orang ingin menjadi yang terbaik, yang terkuat, yang tercantik. Saya pikir Kate memang sengsara sejak awal,” katanya.

Tak tahan dengan perlakuan yang diterimanya, Kate memutuskan pindah ke sekolah lain. Dia masuk ke Marlborough College, sekolah asrama independen di Wiltshire. Di sana, dia bisa lepas dari segala bentuk bully dan mampu menjadi kapten tim hoki perempuan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini