Benarkah Pengucapan Minal Aidin Wal Faizin di Hari Raya Idul Fitri?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Setiap Hari Raya Idul Fitri, masyarakat di Indonesia saling silaturahmi dan bermaaf-maafan. Ucapan “Minal Aidin Wal Faizin” yang kemudian disambungkan dengan kalimat ‘Mohon Maaf Lahir dan Batin’ menjadi ucapan yang lazim digunakan.

Kebiasaan yang dilakukan masyarakat Indonesia ini seolah-olah menjelaskan bahwa Minal Aidin Wal Faizin artinya adalah mohon maaf lahir dan batin. Namun, kalimat Minal Aidin Wal Faizin ternyata bukanlah sebuah kalimat untuk meminta maaf.

Dikutip dari buku “Kisah dan Hikmah Kehidupan Lentera Hati” oleh Quraish Shihab (1994), secara bahasa Minal Aidin dapat diartikan dengan ‘(semoga kita) termasuk orang-orang yang kembali”. Arti kembali adalah kembali kepada fitrah, yaitu kesucian atau agama yang benar.

Kata “min” artinya ‘termasuk’, “ml-aidin” artinya ‘orang-orang yang kembali’, “wal” artinya ‘dan’, serta “al-faizin” artinya ‘menang’.

Jika dimaknai secara harfiah, kalimat Minal Aidin Wal Faizin dalam bahasa Indonesia menjadi ‘Termasuk dari orang-orang yang kembali sebagai orang yang menang’.

Perkataan ini mulanya berasal dari seorang penyair pada masa Al-Andalus, yang bernama Shafiyuddin Al-Huli, ketika dia membawakan syair yang konteksnya mengkisahkan dendang wanita di hari raya.

Sumber lain menyebutkan, pada zaman Khulafaur Rasyidin ucapan Minal Aidin Wal Faizin digunakan sebagai ungkapan bangga atas kemenangan perang yang sebenarnya, semisal Perang Badar.

Jika dimaknai dalam konteks peperangan, akan berbunyi “semoga termasuk dari orang-orang yang kembali (dari perang) dan sebagai orang yang menang (dalam setiap perjuangan Islam)’.

Ucapan ni tidak akan dimengerti maknanya oleh orang Arab, pasalnya ungkapan ini bukan merupakan sebuah kalimat dan hanya dapat dimaknai kata perkatanya saja.

Di dalam hadis pun tidak dijelaskan secara spesifik mengenai ucapan ini. Justru, ada ucapan kalimat yang bisa digunakan saat di Hari Raya Idulfitri yang sering dicontohkan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya.

Dalam budaya Arab, ucapan yang disampaikan ketika menyambut Hari Raya Idul Fitri adalah “Taqabbalallahu Minna Wa Minkum.”

Kemudian menurut riwayat, ucapan nabi ini ditambahkan oleh orang-orang yang dekat dengan zaman Nabi dengan kata-kata “Shiyamana wa shiyamakum”.

Sehingga, bila digabungkan kedua kalimat itu, maka akan bermakna, “Semoga Allah SWT menerima amalan puasa saya dan kamu.”

Reporter: Andhika Ilham Ramadhan

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini