Tak Banyak Diketahui! Ini 5 Pemandangan Alam nan Indah namun Misterius

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Ada beberapa pemandangan yang disuguhkan alam. Sungguh indah dan mempesona, namun penuh msiteri. Melansir Mental Floss, berikut ini deretan faktanya.

Fairy Circles
Jika dilihat dari dekat, sebuah fenomena bernama fairy circles yang ada di Gurun Namib, selatan Afrika ini, hanyalah sebidang tanah berbentuk lingkaran yang dikelilingi rumput.

Fairy Circles

Namun jika dilihat dari atas, hal ini terlihat seperti bintik polka-dot yang unik, menghiasi gersangnya gurun. Awalnya ilmuwan menyebut bahwa fenomena ini muncul ketika tanaman bersaing untuk mendapatkan air. Sistem akar dari vegetasi yang sukses berhasil mendominasi tanah, sementara tanaman lebih kecil tidak bisa bersaing dan meninggalkan petak gurun dengan kosong.

Namun ada teori baru, di mana lingkaran ini diciptakan oleh rayap yang memakan vegetasi yang ada di atas wilayah hidup rayap.

Nah, kedua teori ini masuk akal, namun ilmuwan tidak terlalu mendapat jawaban soal mengapa bentuknya lingkaran. Hal ini masih misterius dan penelitian lebih lanjut masih dilakukan.

Mata Sahara
Di tengah gurun terdapat sebuah tempat yang indah namun asal-usulnya misterius. Ialah Mata Sahara.
Mata Sahara atau dikenal juga sebagai Struktur Richat, adalah situs seluas 28 mil dari sebuah lingkaran konsentris besar yang ditemukan di Mauritania, Afrika Barat.

Mata Sahara

Para ahli geologi awalnya mengira ini adalah dampak asteroid, mengingat bentuknya seperti mata jika dilihat dari angkasa. Namun Tidak ada cukup batuan yang meleleh di antara cincinnya, sehingga teori asteroid gugur.

Kemungkinan lainnya adalah letusan gunung berapi, namun tidak ada tanda yang menunjukkan ke arah sana.
Para ahli geologi pun akhirnya mengambil kesimpulan bahwa Mata Sahara adalah kubah geologis yang terkikis dan runtuh. Reruntuhan inilah yang akan membentuk lingkaran yang bisa kita lihat sekarang.

Ilmuwan juga mencatat bahwa fenomena ini terbentuk sekitar 100 juta tahun yang lalu ketika superkontinen Pangaea terpecah. Hal ini didukung oleh penemuan berbagai batuan kuno di sana.

Di sisi lain, para pecinta teori konspirasi langsung mencocokkannya dengan dongeng Plato dan berkesimpulan bahwa Mata Sahara adalah tempat di mana benua Atlantis tenggelam.

Danau ‘Pink’ Hillier
Danau air asin kecil ini hanya memiliki panjang sekitar 500 meter saja, namun airnya yang berwarna pink layaknya permen, membuat danau ini sangat mencolok.

Danau ini pertama kali didokumentasikan pada tahun 1802 oleh penjelajah Inggris bernama Matthew Flinders, yang mengambil sampel airnya namun tak memahami mengapa warnanya demikian.

Danau Hillier

Hal ini menjadi misterius karena danau pink ini tidak serupa dengan danau pink lain yang bisa ditemui di belahan dunia lain.

Pasalnya, warna pink biasanya muncul dari adanya alga merah muda yakni Dunaliela salina, atau bakteri merah muda yakni Salinibacter ruber.

Namun, adanya dua organisme ini harusnya mempengaruhi warna danau kala diterpa sinar matahari, sementara di Hillier konstan saja. Penelitian soal ini masih dilanjutkan hingga saat ini.

The Great Unconformity
Great Unconformity adalah lapisan batuan yang berasal dari sekitar 1,2 miliar hingga 250 juta tahun lalu. Batuan di tempat ini, lapisan-lapisannya berasal dari periode yang benar-benar berbeda dan menjadi celah besar dalam catatan geologis dalam satu tempat.

The Great Unconformity

Contohnya bisa dengan mudah dilihat dalam sratigrafi Grand Canyon di Arizona. Terdapat anomali di sana, di mana ada batu dan fosil dari periode Kambria (540 juta tahun lalu), namun lapisan di bawahnya adalah batuan tanpa fosil yang terbentuk 1 miliar tahun lalu.

Hal ini membuat para ilmuwan kebingungan tentang apa yang terjadi pada Bumi kala itu, di waktu di antaranya. Hal ini membuat tempat ini menyimpan sejarah geologis yang rumit.

Diprediksi pada 700 juta tahun lalu, Bumi terbungkus salju dan es, dan batuannya terkikis gletser ke lautan dan terserap lempeng tektonik.

Namun celah (conformity) dari umur batuan ini tetap tidak terlalu terjawab, dan akhirnya menjadi misteri hingga saat ini.

Kawah Yamal
Di semenanjung Yamal di Siberia, ada sebuah lubang besar di tengah lapisan es. Para ilmuwan akhirnya mencoba untuk menganalisis kawah seluas lebih dari 30 meter tersebut.

Kawah Yamal

Ketika mengobservasi bagian dalam dari kawah, tingkat metana yang tinggi akhirnya terungkap. Diprediksi, ada ledakan yang disebabkan perubahan iklim yang mempengaruhi kondisi permafrost.

Di penjelasan lain, disebut bahwa kawah tersebut adalah runtuhnya permafrost yang merupakan tanah beku, yang besar dan terjadinya lambat.

Hal ini masih sama sekali bukan teori mutlak. Penelitian masih harus dilanjutkan, namun mengingat kondisi kawah yang berbahaya membuat hal ini makin misterius.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini