Kirab Oncor, Tradisi Sambut Idulfitri ala Masyarakat Kenjo Banyuwangi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Seluruh wilayah Indonesia memiliki tradisi unik untuk menyambut hari raya Idulfitri 1443 H. Salah satunya seperti yang dilakukan masyarakat Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Setiap memasuki malam takbir menyambut hari raya idul fitri, mereka menggelar kirab oncor bersama mengelilingi kampung halaman.

Rute yang dilewati kirab meliputi sudut-sudut Desa yang memiliki unsur tersendiri, mulai dari Kantor Kepala Desa sebagai pusat pemerintahan dan perdamaian masyarakat, kemudian Masjid yang menjadi sentra peribadatan umat muslim, lalu melintas di dua Dusun dan menyapa masyarakat secara langsung.

Dalam tradisi kitab oncor atau biasa disebut obor ini kompak diikuti masyarakat Desa Kenjo, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.

Tak tanggung-tanggung ratusan warga tumpah ruah bersama mengikuti kirab oncor, mulai dari anak-anak TK hingga ratusan orang dewasa semua mengekspresikan kemenangan usai berjuang menuntaskan bulan suci ramadan.

Makin spektakuler, lantunan takbir dikumandangkan sepanjang perjalanan kirab, diiringi musik hadrah kuntulan khas Bumi Blambangan. Menariknya semua kreativitas dan penampilan murni dimainkan putra-putri Desa setempat.

Tak lupa, untuk menjaga keamanan dan ketertiban pelaksanaan kirab oncor, seluruh masyarakat dipandu para pemuda yang tergabung dalam Pengurus Ranting GP Ansor Desa Kenjo.

“Tradisi ini setiap tahun pasti digelar, tujuannya untuk bersama-sama menyambut kemenangan pada hari raya idulfitri. Lantunan takbir dikumandangkan di setiap sudut desa, agar keberkahan senantiasa mengalir di Desa kami,” kata H Mukarrom yang juga Ketua Tanfidziyah Ranting NU Kenjo.

Obor tampaknya memiliki arti tersendiri bagi warga Kenjo, api yang menyala berarti semangat juang selama ramadan yang telah terbayar dengan hadirnya hari raya idulfitri.

Batang obor yang masih dibuat dengan bambu melambangkan kearifan lokal yang memiliki seni tradisional tinggi seperti kepribadian masyarakat Kenjo yang kental dengan adat budaya luhur.

“Yang menjadi nilai lebih dari kitab oncor adalah kehidupan guyub rukun yang harus terjaga antar sesama masyarakat,” katanya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini