Wow, Ekonomi Cina yang Digerogoti Corona, Ternyata Untungkan Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Wabah corona Covid-19 memang mulai menggerogoti ekonomi Cina, namun ternyata menguntungkan Indonesia.

Jika perdagangan global Cina selama dua bulan pertama 2020 turun 11 persen, data Kementerian Kepabeanan Cina (GAC) pada Sabtu 7 Maret 2020 mencatat perdagangan global negara tirai bambu tersebut selama Januari-Februari 2020 senilai 592 miliar dolar AS.

Ekspor Cina selama dua bulan tersebut menjadi 292,5 miliar dolar AS atau turun sebesar 17,2 persen. Begitu juga dengan nilai impor yang turun 4 persen menjadi 299,5 miliar dolar AS.

Ternyata negara-negara Asia Tenggara yang tergabung dalam ASEAN mampu mengambil alih posisi Uni Eropa sebagai mitra dagang terbesar Cina dalam Januari-Februari tersebut.

Nilai perdagangan China-ASEAN pada Januari-Februari 2020 mencapai 85,32 miliar dolar AS atau naik tipis 0,5 persen.

Selama periode itu pula impor China dari Indonesia naik 13 persen meskipun tidak sebesar dari Vietnam yang mencatat kenaikan 24,2 persen.

Pada 2019 ASEAN menjadi mitra dagang terbesar kedua China dengan nilai 641 miliar dolar AS di bawah Uni Eropa.

Direktur Pusat Studi Asia Tenggara di Lembaga Ilmu Sosial Beijing, Prof Xu Liping, seperti dilansir antara, melihat banyak industri hulu Cina dan multinasional yang dialihkan ke ASEAN.

Setelah itu produk-produknya diekspor lagi ke Cina. Hal tersebut mendorong pertumbuhan impor Cina dari negara-negara ASEAN.

Dengan begitu, menurut akademisi ternama di negeri panda tersebut nilai perdagangan Cina-ASEAN terus tumbuh.

Cina sebelum ini meningkatkan impor bahan-bahan medis tertentu, seperti kapas, dari ASEAN. Bahkan impor obat-obatan dan peralatan medis Cina dari Indonesia pada Januari-Februari 2020 mencapai 4,87 miliar dolar AS atau naik 3,6 persen sebagaimana data GAC.

Gu Xiaosong, pakar Asia Tenggara dari Lembaga Ilmu Sosial Guangxi, mengamati catatan positif hubungan dagang China-ASEAN itu juga dipengaruhi oleh tidak dibatasinya jalur transportasi ke daerah selain Hubei selama epidemi COVID-19 merebak.

Meskipun demikian dia memperkirakan Uni Eropa akan kembali ke posisi semula sebagai mitra dagang terbesar China setelah wabah terkendali.

Agregat ekonomi Uni Eropa dua sampai tiga kali lebih besar daripada ASEAN, demikian alasan Gu yang dikutip Global Times.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini