Waspadai Varian Delta, WHO Imbau Jangan Lepas Masker!

Baca Juga

MATA INDONESIA, NEW YORK – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengimbau semua orang di dunia untuk tetap memakai masker dan menjaga jarak sosial, meskipun telah mendapatkan vaksinasi virus corona.

Imbauan ini menyusul hadirnya virus corona varian Delta yang dilaporkan lebih menular. Dengan tetap memakai masker dan menjaga jarak, diharapkan mampu menghentikan penyebaran virus yang telah menyebabkan 3,9 juta jiwa meninggal dunia.

“Orang tidak bisa merasa aman hanya karena mereka memiliki dua dosis vaksin. Mereka masih perlu melindungi diri mereka sendiri,” kata Dr. Mariangela Simao, Asisten Direktur Jenderal WHO, melansir USA Today, Rabu, 30 Juni 2021.

Sementara Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa munculnya varian Delta membuat situasi kian mendesak dan menggunakan semua alat demi mencegah penularan, termasuk penggunaan yang konsisten dari vaksinasi dan kesehatan masyarakat, serta tindakan sosial.

Varian Delta pertama kali terdeteksi di India dan telah teridentifikasi di setidaknya di 85 negara di dunia. Di Amerika Serikat (AS), di mana prevalensinya meningkat dua kali lipat dalam dua pekan terakhir, varian ini bertanggung jawab atas satu dari setiap lima kasus virus corona.

Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengatakan kepada warga AS yang telah divaksin bahwa mereka tidak perlu lagi memakai masker di dalam ruangan atau menjaga jarak dari orang lain.

CDC bahkan melonggarkan sarannya mengenai pengujian dan karantina setelah dinyatakan terinfeksi virus corona. Terlepas dari pernyataan CDC, beberapa daerah di AS tetap mengimbau warganya yang telah divaksin untuk memakai masker, meski di dalam ruangan.

“Sampai kita lebih memahami bagaimana dan kepada siapa varian delta menyebar, semua orang harus fokus pada perlindungan maksimal,” kata Departemen Kesehatan Masyarakat Los Angeles County.

Varian Delta saat ini menyumbang 50 persen dari kasus aktif di Los Angeles, kata para pejabat setempat. Sementara itu, varian ini turut menyumbang 1 dari 5 kasus di seluruh negeri Paman Sam.

Ahli penyakit menular ternama AS, Dr. Antony Fauci mengatakan bahwa varian Delta merupakan ancaman terbesar pemerintah AS dalam memberantas Covid-19.

“Penularannya tidak diragukan lagi, lebih besar varian Delta daripada varian asli Covid-19. Ini terkait dengan peningkatan keparahan penyakit,” kata Dr. Antony Fauci dalam konferensi pers (22/6).

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Peningkatan Infrastruktur di Bali Bukti Komitmen Indonesia Siap Selenggarakan WWF 2024

World Water Forum Ke-10 di Bali pada 18-24 Mei 2024 diharapkan akan menghasilkan berbagai solusi masalah air termasuk sanitasi...
- Advertisement -

Baca berita yang ini