Waspadai Ancaman Terorisme pada Momentum Pandemi Covid-19

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen (Purn) Suhardi Alius menegaskan untuk mewaspadai berbagai jenis ancaman teroris yang menunggang isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) pada masa pandemi Covid-19.

Ia mengimbau untuk memperkuat pengawasan karena ada potensi penggalangan dana terorisme dengan kedok bantuan kemanusiaan saat pandemi.

“Ini banyak terjadi bantuan kemanusiaan sebagian disisihkan untuk kegiatan tersebut (terorisme),” kata Suhardi, Sabtu 13 Februari 2021.

Ancaman teror lainnya yaitu lone wolf atau leaderless jihad yaitu aksi teror yang dilakukan secara independen. Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri ini juga mengingatkan agar tidak lengah terhadap adanya potensi pemberontakan di penjara. Contohnya seperti yang terjadi pada Maret 2020 yaitu upaya pembobolan penjara oleh tahanan ISIS.

Selain itu, situasi yang cenderung tidak stabil juga patut untuk diwaspadai karena bisa dimanfaatkan oleh kelompok teroris.

“Ini bisa dimanfaatkan kelompok terorisme dengan bermain peran untuk memperkeruh suasana,” kata Suhardi.

Terakhir adalah ancaman sentiment SARA yang menggiring opini publik seperti adanya informasi yang mengaitkan munculnya Covid-19 ada hubungannya dengan perlakuan pemerintah Tiongkok dengan Muslim Uighur.

“Keberadaan asumsi ini tidak mengesampingkan kemungkinan meningkatkan ancaman teror bernuansa SARA di Indonesia,” kata Suhardi.

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini