Warga Myanmar Terima Perawatan di Thailand

Baca Juga

MATA INDONESIA, MAE SAM LAEP – Ribuan orang melarikan diri dari kekerasan di Myanmar. Mereka diizinkan menyeberang ke desa perbatasan untuk menerima perawatan medis, sekaligus menepis anggapan bahwa pemerintah Thailand menolak para pengungsi Myanmar.

Warga desa Myanmar, Kyaw Lar Bri mengatakan dia terkena pecahan bom dari serangan udara pada Sabtu (27/3) sebelum melarikan diri ke hutan dan kemudian naik perahu untuk menyebrangi sungai ke Mae Sam Laep bersama enam orang yang terluka, melansir Reuters, Selasa, 30 Maret 2021.

Para aktivis pada Senin (29/3) menuduh Thailand mendorong ribuan pengungsi kembali ke Myanmar, merilis video mengenai orang-orang yang menaiki perahu di tepi sungai di bawah pengawasan tentara Negeri Gajah Putih.

Pejabat Thailand membantah laporan tersebut, tetapi seorang pejabat distrik di dekat perbatasan mengatakan pada pertemuan lokal pada hari yang sama bahwa orang-orang yang melarikan diri dari Myanmar harus diblokir.

Pemberontak dari berbagai kelompok etnis telah memerangi pemerintah pusat yang dipimpin oleh junta militer selama beberapa dekade untuk mendapatkan otonomi yang lebih besar.

Meskipun banyak kelompok telah setuju untuk gencatan senjata, pertempuran telah berkobar dalam beberapa hari terakhir antara tentara dan pasukan di timur dan utara.

Seorang pejabat kesehatan di desa Mae Sam Laep mengungkapkan bahwa warga yang tiba dengan perahu melintasi sungai Salween merupakan etnis Karen yang menentang kudeta militer Myanmar pada awal Februari.

Namun, seorang pejabat yang enggan menyebutkan namanya mengatakan bahwa tentara Thailand masih mengirim kembali sebagian warga yang melarikan diri dari Myanmar, karena menganggap situasi di perbatasan aman.

Kelompok Advokasi Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik atau Assistance Association for Political Prisoners (AAPP) melaporkan setidaknya 14 warga sipil tewas pada Senin (29/3). Sementara hari paling berdarah sejauh ini terjadi pada Sabtu (27/3) dengan korban tewas sebanyak 141 jiwa.

Sejauh ini, pasukan keamanan Myanmar menewaskan lebih dari 500 warga sipil hanya dalam kurun waktu dua bulan atau sejak kudeta yang dilakukan junta militer pada 1 Februari!

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini