Usai Facebook, Junta Militer Myanmar Blokir Twitter dan Instagram

Baca Juga

MATA INDONESIA, YANGON – Myanmar diguncang aksi demontrasi sejak militer mengambil paksa kekuasaan. Kini ribuan orang kembali turun ke jalan, memenuhi kota Yangon untuk mengecam kudeta dan menuntut pembebasan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi dan sejumlah pejabat yang berkuasa lainnya.

“Diktator militer, gagal, gagal; Demokrasi, menang, menang,” teriak para demonstran, menyerukan militer untuk membebaskan sang peraih Nobel Perdamaian dan pemimpin Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) lainnya yang telah ditahan sejak Senin (1/2).

Para pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan “Melawan kediktatoran militer”. Mayoritas demonstran terlihat mengenakan pakaian berwarna merah NLD, beberapa orang lainnya juga turut membawa bendera merah.

Setelah menyingkirkan para pemimpin yang menang mutlak dalam pemilu yang digelar pada November 2020, Junta Militer mencoba membungkam perbedaan pendapat dengan memblokir jejaring sosial Facebook untuk sementara waktu.

Bukan hanya itu, tindakan represif Junta Militer Myanmar berlanjut dengan memblokir Twitter dan Instagram dengan dalih menjaga stabilitas keamanan nasional. Diketahui, penentangan terhadap junta militer muncul dengan sangat masif di jejaring sosial, khususnya facebook yang merupakan platform internet utama di negara itu.

Pihak berwenang memerintahkan penyedia internet untuk menolak akses ke Twitter dan Instagram hingga pemberitahuan lebih lanjut, kata perusahaan telepon seluler Norwegia Telenor Asa.

“Kami kehilangan kebebasan, keadilan, dan sangat membutuhkan demokrasi. Tolong dengarkan suara Myanmar,” tulis seorang pengguna Twitter, melansir Reuters, Sabtu, 6 Februari 2021.

Panglima tertinggi Angkatan Darat, Min Aung Hlaing merebut kekuasaan dengan tuduhan penipuan dalam pemilihan yang digelar pada 8 November 2020. Di mana partai NLD menang secara telak, 83 persen. Komisi pemilihan telah berulang kali menepis tudingan tersebut.

Usai kudeta pada awal pekan lalu, Junta Militer mengumumkan keadaan darurat selama satu tahun dan berjanji akan menyerahkan kekuasaan setelah pemilihan baru. Pengambilalihan kekuasaan tersebut mengundang kecaman dari dunia internasional dan meminta Junta Militer Myanmar untuk segera membebaskan semua tahanan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini