Tokoh Papua Ingatkan Warga Tidak Bicara Soal Merdeka

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAYAPURA – Ketegangan yang terjadi di Papua Barat belakangan ini memang menimbulkan kekhawatiran tokoh-tokoh Papua.

Tokoh Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, Usai Alom meminta masyarakat Papua tidak berbicara soal keinginan untuk merdeka. Sebab, orang Papua sudah merdeka sebagaimana masyarakat dari berbagai wilayah Indonesia lainnya. ”Indonesia sudah merdeka selama 75 tahun. Jadi tidak usah lagi bicara mau merdeka-merdeka. Mari kita bangun daerah Papua supaya lebih maju, lebih aman, sehingga semua orang bisa bebas mencari nafkah ekonomi, anak-anak bisa sekolah,” kata Alom, Sabtu 1 Mei 2021.

Alom menyatakan supaya masyarakat Kabupaten Puncak bisa melakukan aktivitas dengan bebas tanpa rasa takut, maka diperlukan jaminan keamanan dari aparat TNI dan Polri. Tanpa itu, oknum-oknum tertentu disebut dapat seenaknya menenteng senjata api untuk menakut-nakuti warga, melakukan teror bahkan tindak kekerasan kepada warga.

”Kami tidak mau itu terjadi lagi. Ini negara sudah merdeka. Pemerintah datang untuk membangun supaya masyarakat bisa sejahtera,” ujarnya.

Daerah Ilaga dan Kabupaten Puncak pada umumnya, merupakan daerah keramat. Ditegaskan, tidak boleh siapa pun melakukan perbuatan semena-mena kepada orang lain maupun alam di sekitarnya.

”Dari dulu sampai sekarang nenek moyang kami menganggap daerah Ilaga ini sebagai daerah keramat. Misionaris dari Amerika sudah membawa Injil ke daerah ini. Siapa pun yang tinggal dan datang bertugas di Ilaga, jangan main-main, tapi harus melihat semua orang sebagai saudara,” ujar Alom.

Ia berharap generasi muda Ilaga dan Kabupaten Puncak pada umumnya harus giat bersekolah demi meraih masa depan yang lebih menjanjikan. Terbentuknya Kabupaten Puncak sebagai pemekaran dari Kabupaten Puncak Jaya sejak 2008, kata Alom, menjadi jembatan emas bagi seluruh rakyat di wilayah itu untuk bisa maju dan berkembang.

Sejak Jumat 30 April hingga Senin 3 Mei 2021 warga Kabupaten Puncak menggelar ritual adat bakar batu sebagai wujud proses perdamaian antara dua kelompok yang sempat bertikai pada 12 tahun silam, yaitu kelompok Elvis Tabuni dan kelompok Simon Alom. Pertikaian bermula dari sengketa pilkada.

”Secara administrasi pemerintahan persoalan itu sudah selesai. Tapi secara adat harus ada proses perdamaian melalui acara adat bakar batu. Ada 20 kelompok yang terlibat dalam acara ini,” kata Alom.

Menurut Alom, secara umum situasi keamanan di wilayah Ilaga dan Kabupaten Puncak pada umumnya kini sudah semakin kondusif.

“Pemerintah daerah, aparat keamanan dan pihak gereja selalu ada untuk melindungi kami masyarakat. Tidak benar ada pengungsian masyarakat dari Ilaga,” katanya.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini