MATA INDONESIA, JAKARTA – Korban meninggal dunia akibat virus corona generasi baru menjadi 213 orang, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru menyatakannya sebagai darurat kesehatan dunia.
Jumlah korban tersebut dilansir South China Morning Post dari Komisi Kesehatan Provinsi Hubei yang melaporkan 42 kematian baru di mana 30 di antaranya ada di Wuhan.
Sebanyak 1.220 kasus baru dikonfirmasi ada di 17 kota. Dengan demikian total yang terjangkit virus itu di seluruh Cina mencapai 9.356 orang.
Jumlah itu melampaui wabah SARS yang merebak pada 2002 sampai 2003. Saat itu jumlah penduduk di seluruh dunia yang dijangkitinya mencapai 8.098 orang. Sedangkan yang meninggal tercatat mencapai 774 orang.
Sementara alasan Sekretaris Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan status darurat dunia bukan karena jumlah orang yang meninggal dunia. Tetapi dia karena virus Cina itu sudah menjadi “wabah tak terduga” yang harus ditangani juga secara “tak terduga” untuk membendungnya.
Tedros seperti dilansir BBC, menegaskan pengumuman tersebut tujuannya agar virus tersebut tidak menyebar ke negara dengan sistem kesehatan yang lemah.
Meski begitu, Sekjen WHO itu memuji Pemerintah Cina yang sudah dengan sigap berupaya menghentikan penyebaran corona tersebut seperti membangun rumah sakit khusus dalam waktu beberapa bulan saja.
Mereka juga menutup Pasar Seafood Huanan di Wuhan, tempat penjualan hewan liar yang disebut menjadi asal penyebaran virus yang belum ada vaksinnya itu.
Hingga kini, WHO sudah mendeklarasikan lima kasus darurat. Misalnya Ebola pada 2014 dan 2019, serta virus Zika. Sejumlah negara seperti AS, Perancis, hingga Jepang sudah mengumumkan evakuasi terhadap warganya dari Wuhan, di mana kota itu kini ditutup demi menghindari infeksi lanjutan.
