Presiden Jokowi Bereskan Masalah Warga yang Berunjuk Rasa di Sentani

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAYAPURA – Ada cerita menyentuh saat Presiden Jokowi dalam kunjungan kerja Presiden Jokowi di Kabupaten Jayapura, Rabu 31 September 2022 pagi.

Presiden dan Ibu Negara yang baru saja menyerahkan bantuan langsung tunai (BLT) bahan bakar minyak (BBM) di Kantor Pos cabang Sentani.

Saat akan memasuki mobil, Presiden melihat sekelompok masyarakat tengah berdemo tepat di sebelah kantor pos.

“Ada apa ini?” tanya Presiden. “Demo karena ada penutupan sekolah,” jawab Sekretaris Pribadi Presiden Anggit Noegroho.

“Dipanggil saja perwakilan,” ujar Presiden memerintahkan Anggit seperti dilihat, Kamis 1 September 2022.

Anggit pun mendatangi tempat berdemo dan kembali ke hadapan Presiden Jokowi bersama tiga orang perwakilan pengunjuk rasa.

Ketiga perempuan tersebut ternyata orang tua dari murid-murid SD yang ditutup itu.

Sambil menangis mereka menyeritakan anak-anaknya dan seluruh siswa SMP itu tidak bisa bersekolah di tempat itu.

Mereka harus berpindah-pindah tempat lain dalam beberapa tahun ini.

Sengketa sudah sudah terjadi dalam beberapa tahun terakhir, sehingga para siswa tidak bisa bersekolah di bangunan tersebut karena di kunci masyarakat.

Akhirnya, Presiden Jokowi memerintahkan kasus itu segera diurus agar siswa-siswa SMPN 1 bisa berkolah lagi di sana.

Menurut pernyataan Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia, sesaat sebelum meninggalkan Jayapura untuk melanjutkan penerbangan ke Timika pada siang harinya, persoalan penutupan sekolah tersebut telah selesai.

Hingga 2023, pemerintah menyewa lahan tersebut dan diharapkan gedung sekolah di lahan sudah selesai dibangun Pemerintah Kabupaten Jayapura.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Upayakan Berantas Penumpukan Sampah Liar, Pemkab Bantul Optimalisasi 15 TPS3R

Mata Indonesia, Bantul - Pemkab Bantul terus mencari solusi terhadap sampah yang belum terkondisi di beberapa titik. Tak jarang masyarakat hingga pelaku usaha cukup kesulitan harus membuang kemana sampah mereka.
- Advertisement -

Baca berita yang ini