Pemudik yang Nekad Pulang ke Sragen Bakal Dikurung di Rumah Angker

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Imbauan pemerintah agar tidak mudik untuk mencegah penularan virus corona ternyata tidak dindahkan oleh sebagian orang. Bahkan dari mereka banyak yang bandel dengan tidak mengindahkan imbauan tersebut.

Nah, Pemerintah Kabupaten Sragen memiliki cara unik untuk menyelesaikan masalah tersebut. Mereka menyediakan sebuah rumah angker untuk mengisolasi masyarakat yang melanggar imbauan pemerintah.

Sebelumnya telah ada dua warga dari Desa Jabung, Kecamatan Plupuh yang menjalani karantina di rumah angker tersebut lantaran tak mau menjalani karantina mandiri di rumah.

“Kalau mereka bisa patuh semestinya tidak sampai harus dimasukkan di rumah kosong itu lalu dikunci dari luar,” kata Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Yuni, sapaan akrab Bupati Sragen, telah memerintahkan Camat Miri, untuk membersihkan rumah angker di tengah sawah sebagai tempat karantina warga yang menolak karantina mandiri di rumah selama14 hari.

Tak hanya warga yang bandel, pemudik yang tetap bersikukuh pulang ke Sragen di tengah pandemi Covid-19 juga bakal menjalani isolasi diri di rumah angker tersebut. Kini, pemudik yang menjalani karantina di rumah angker itu bertambah tiga orang dari Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Sragen, Jawa Tengah.

Kepala Desa Sepat, Masaran, Sragen, Mulyono mengatakan, Satgas Lawan Covid-19 Sepat memang menyediakan rumah kosong berhantu sebagai tempat karantina untuk warga yang membandel.

Terbaru, ada lima orang yang dijebloskan ke rumah angker yang disiapkan kepala desa setempat untuk mengisolasi warga dan pemudik bandel.

Sebelumnya pemudik yang pulang harus datang ke posko Lawan Covid-19 di desa dan mendatangani perjanjian melaksanakan isolasi atau karantina mandiri selama 14 hari.

Kalau pemudik di Sragen menolak karantina mandiri, desa bisa mengambil tindakan tegas, salah satunya memasukkan mereka ke rumah angker.

“Di Miri ada rumah yang sangat menyeramkan. Saya minta camat untuk membersihkan rumah itu untuk karantina orang-orang yang bandel. Ya, di tengah sawah Desa Jeruk,” ujarnya.

Dia mengatakan komitmen karantina mandiri harus disadari semua pihak untuk menekan kasus penularan Covid-19. Di sisi lain, Yuni juga mengingatkan warga Sragen agar wajib memakai masker saat keluar rumah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini