MATA INDONESIA, JAKARTA – Pemerintah daerah (Pemda) di Sumatra Barat (Sumbar) harus bertambah waspada setelah gempa merusak yang mengguncang Pasaman Barat pada 25 Februari 2022
Sebab, gempa itu berasal dari segmen sesar baru.
Padahal, sebelumnya Sumbar hanya mengenal dua sesar aktif yaitu di bagian utara patahan di Angkola dan Sianok.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengingatkan pemda setempat untuk mewaspadai kompleksitas sistem sesar aktif di wilayah itu,
“Penemuan sesar baru ini perlu ditindaklanjuti dengan penentuan batas zona bahaya yang tidak boleh dibangun pemukiman masyarakat ataupun bangunan vital/strategis tanpa menerapkan konstruksi bangunan tahan gempa, demi alasan keamanan,” ujar Dwikorita yang dikutip Minggu 6 Maret 2022.
Tujuan agar saat terjadi bencana akan meminimalkan baik dari sisi kerugian materi maupun korban jiwa.
Dia menilai perlu penegakan hukum terkait implementasi RTRW tersebut. Bentuknya, dapat berupa tidak lagi menerbitkan izin di lokasi-lokasi yang jelas-jelas memiliki tingkat kerawanan bencana tinggi.