Merdekanya Berdekatan dengan Indonesia, Tapi Korea Selatan Cepat Maju

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Indonesia dan Korea Selatan ternyata memiliki hari kemerdekaan yang berdekatan. Tetapi mengapa Korsel bisa lebih dahulu kaya dan maju dari Indonesia?

Secara usia kemerdekaan Indonesia lebih tua tiga tahun, karena Korea Selatan secara resmi dimulai ketika pembentukan negara Korea Selatan pada 15 Agustus 1948.

Sama seperti Indonesia, Korsel merdeka setelah Jepang kalah pada Perang Dunia II tahun 1945.

Selama kurang lebih 36 tahun merasakan penjajahan membuat bangsa Korea bertekad kuat tidak ingin terulang lagi masa kelam itu.

Sama seperti Indonesia saat baru merdeka, Korsel juga negara miskin dan diwarnai gejolak di dalam negeri.

Pada 1949, Republik Indonesia baru saja berkonflik dengan agresi militer Belanda, sedangkan awal 1950-an, Semenanjung Korea bergejolak oleh perang saudara.

Saat itu, Korea Selatan termasuk sebagai salah satu negara termiskin di dunia, dan bahkan terus berlangsung hingga lebih dari satu dekade setelahnya.

Sejumlah faktor berkontribusi terhadap kemiskinan tersebut karena sebagian besar masyarakat Korea Selatan bermata pencaharian di sektor agraris, berbeda dengan industrialisasi besar-besaran Korea Utara yang didukung Uni Soviet.

Korea Selatan sendiri sebenarnya pernah mengalami masa industrialisasi di awal Abad ke-20, yakni pada periode sekitar 1910 hingga 1945 saat Jepang kian agresif dalam memperluas pengaruhnya di Asia Timur.

Pemerintahan kolonial Jepang menciptakan layanan sipil profesional dan pembangunan efisien yang bekerja erat dengan bisnis swasta dan bank, untuk mencapai target ekonomi.

Namun, setelah merdeka Korsel sebagian besar wilayah pertanian produktifnya hampir tidak cukup untuk memberi makan populasi padat penduduk yang tumbuh di negara tersebut.

Masalah tidak hanya berhenti di situ, Korea Selatan kehilangan banyak pekerja terampil dan profesional ketika populasi besar penduduk Jepang angkat kaki, setelah kalah dalam Perang Dunia II.

Negeri Ginseng mendapat tambahan masalah ketika mau tidak mau terlibat perang saudara selama tiga tahun, dari 1950-1953, di mana menewaskan hampir 4 juta orang di seluruh Semenanjung Korea.

Namun, di bawah pemerintahan militer di awal 1960 -an Korea Selatan ternyata mampu melakukan percepatan industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi tinggi.

Selama hampir tiga dekade pemerintahan militer, kondisi ekonomi Korea Selatan berubah cepat menuju kemakmuran meluas. Banyak pihak kerap menyebut momen tersebut sebagai “Keajaiban Han”, mengacu pada Sungai Han yang mengalir melalui Seoul.

Keajaiban ekonomi Korea Selatan dimulai di bawah pemerintahan Jenderal Park Chung-hee, yang berkuasa sejak kudeta terhadap rezim otoriter Syngman Rhee pada Mei 1961.

Beberapa langkah diambil untuk membangun Korea Selatan antara lain pengembangan rencana ekonomi lima tahun, pengalihan substitusi impor ke pengembangan industri berorientasi ekspor, dan kontrol negara atas kredit.

Rezim Park menciptakan Dewan Perencanaan Ekonomi (EPB) yang dikelola para teknokrat untuk mengarahkan pertumbuhan ekonomi. Kepala EPB menjabat sebagai wakil perdana menteri, mengungguli semua anggota kabinet lainnya.

Selain itu, negara juga menasionalisasi semua bank komersial dan mengatur kembali sistem perbankan untuk memberikan kontrol atas kredit. Negara kemudian memberikan pinjaman berbunga rendah kepada pelaku bisnis lokal, sesuai dengan kebutuhan rencana ekonomi.

Kebanyakan sejarawan menganggap Rencana Pembangunan Lima Tahun Pertama sebagai titik lepas landas ekonomi Korea Selatan. Diluncurkan pada tahun 1962, ia menyerukan tingkat pertumbuhan ekonomi 7,1 persen untuk periode 1962-1966, dengan mendorong pengembangan industri ringan untuk ekspor.

Terlepas dari keraguan banyak penasihat Amerika bahwa itu tidak realistis, target tersebut dilampaui dengan tingkat pertumbuhan ekonomi rata-rata 8,9 persen, mendorong Korea Selatan dalam jalur menuju industrialisasi yang cepat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini