Menguak Asal Suara Misterius yang Terdengar di Berbagai Belahan Bumi

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Suara misterius yang kadang terdengar di berbagai belahan Bumi selama ini menjadi misteri. Namun, studi terbaru mengungkap kemungkinan sumber suara tersebut.

Berdasarkan keterangan sejumlah peneliti, kemungkinan fenomena itu terjadi karena aktivitas seismik. Suara dengungan yang terdengar bisa jadi tanda suatu ‘kelahiran’ gunung baru.

Misalnya beberapa bulan setelah suara misterius terdengar di akhir tahun 2018 dan dilaporkan beberapa pihak, gunung berapi bawah laut terlahir di lepas pantai Pulau Mayotte, yang terletak di antara Madagaskar dan Mozambik di Samudra Hindia.

“(Dengungan misterius ini) memicu keingintahuan komunitas ilmiah,” tulis para peneliti dalam riset tersebut. Para peneliti pun menemukan lebih dari 400 sinyal dari suara tersebut.

Setelah munculnya suara tersebut, pada awal tahun 2019, sebuah misi oseanografi Prancis menunjukkan bahwa gunung berapi baru telah lahir di dekat Mayotte dengan panjang sekitar 5 km dan tinggi 0,8 km. Jadi kemungkinan dua peristiwa tersebut berhubungan.

Meski begitu, belum terdapat jawaban pasti dari asal muasal suara misterius di Bumi. Peneliti lain beranggapan bahwa suara misterius di Bumi ada kaitannya dengan kemunculan gunung berapi baru dan ruang magma bawah tanah yang menyusut, mengingat Mayotte telah tenggelam dan bergerak beberapa inch sejak gempa dimulai.

Penelitian mengenai hal itu pun belum dipublikasikan dalam jurnal. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk mengetahui kemungkinan lain yang menjadi asal muasal suara misterius tersebut. Selain sejumlah teori yang telah diungkapkan oleh para ahli di atas mengenai asal-muasal suara misterius tersebut. Terdapat teori lain dari ahli Geologi asal Azerbaijan, Elchin Khaliov, yang mungkin menjadi salah satu yang paling masuk akal.

“Kami telah menganalisis catatan suara tersebut dan menemukan bahwa sebagian besar spektrum asal suara tersebut terletak dalam kisaran infrasonik, yaitu tidak terdengar oleh manusia,” kata Khaliov, dikutip dari Sott.

Namun, apa yang didengar oleh manusia adalah hanya sebagian kecil dari kekuataan sebenarnya dari suara-suara tersebut. Suara tersebut merupakan emisi akustik di frekuensi rendah dalam kisaran antara 20 Hz hingga 100 Hz yang dimodulasi oleh gelombang infrasonik ultra rendah 0,1 Hz sampai 15 Hz.

Dalam ilmu geofisika, mereka disebut gelombang akustik-gravitasi yang terbentuk di bagian atas atmosfer khususnya pada batas atmosfer dan ionosfer.

“Ada banyak penyebab mengapa gelombang tersebut dapat dihasilkan, beberapa di antaranya gempa bumi, letusan gunung api, angin topan, badai, tsunami dan banyak lagi,” tambahnya.

Akan tetapi, senandung suara tersebut skalanya dapat diamati dari segi daerah tertutup dan kekuatannya jauh melebihi fenomena yang didengar oleh kebanyakan orang.

Menurut Khalilov, sumber suara yang banyak didengar oleh beberapa orang itu merupakan manifestasi kuar dan gelombang akustik-gravitasi besar yang memproses energi dalam skala besar.

Proses ini meliputi jilatan api matahari yang kuat dan arus energi besar yang dihasilkan bergegas menuju permukaan bumi dan mendestabilisasi magnetosfer, ionosfer dan atmosfer atas.

“Perlu diingat, sejak pertengahan tahun 2011, aktivitas matahari dan jilatan api melonjak dalam jumlah yang lebih tinggi. Itu salah satu yang mempengaruhi suara yang datang dari langit,” ungkapnya.

Dalam film-film Hollywood, sering digambarkan jilatan api ini menjadi salah satu alasan hancurnya Bumi dan beberapa mengaitkannya dengan ramalan Suku Maya tentang Kiamat di tahun 2012.

Berbeda dengan Khaliov, melihat fenomena tersebut, para ilmuwan di Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) percaya bahwa suara misterius itu berpotensi berasal dari “kebisingan latar belakang” Bumi.

“Jika manusia memiliki antena radio–bukan–telinga, kita akan mendengar sebuah simfoni luar biasa dari suara-suara aneh yang datang dari planet kita sendiri,” kata juru bicara NASA menjelaskan, dikutip dari Tech Times.

NASA mengatakan bahwa suara tersebut bisa dibandingkan dengan musik latar yang biasanya dapat didengar di klasik film fiksi ilmiah. Namun, para pakar menekankan bahwa suara yang datang dari Bumi bukan fiksi ilmiah.

Emisi radio alami dari planet Bumi seperti ini yang sangat banyak dan lumrah terjadi, kata NASA. Sementara kebanyakan orang tidak menyadari fenomena ini, suara-suara terjadi di sekitar orang-orang sepanjang waktu.

Di Indonesia sendiri, para peneliti yang tergabung dalam Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan) belum bisa memprediksi secara jauh darimana asal suara misterius yang berkembang secara luas di berbagai belahan dunia itu.

“Audio atau suara itu butuh perambat, sementara di luar Bumi itu tidak ada atmosfer. Tidak mungkin suara misterius itu datangnya dari luar angkasa, karena tidak ada perambatnya,” tutur Kepala Lapan, Prof Thomas Djamaluddin, beberapa waktu lalu.

Menurut Thomas, suara terompet seperti Sangkakala tersebut sudah jelas berasal dari Bumi yang dirambat ke atmosfernya. Walaupun ia sendiri belum bisa menyatakan mengenai penyebab pastinya apa, namun ia menekankan sumber suara tersebut datangnya dari planet kita sendiri.

Kemudian, teori selanjutnya berasal dari peneliti di U.S. Geological Survey, David Hill. Ia menuturkan, gempa bumi kecil di bawah permukaan Bumi bisa memancarkan suara yang berasal dari pecahan kerak Bumi. Selain itu, Hill juga berpendapat, suara tersebut bisa saja terpancar dari meteor.

Terakhir, teori lainnya dari analisis program riset pemerintah AS High Frequency Active Auroral Research Program (HAARP) menyatakan, suara itu berasal dari pengaruh dari lini daya listrik, radiasi elektromagnetik, tekanan tinggi gas, dan jalur komunikasi perangkat nirkabel.

Reporter: Indah Utami

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini