Masyarakat Indonesia Sudah Banyak yang Beralih ke Kendaraan Listrik

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Investasi dinilai sebagai salah satu solusi untuk mempercepat pemulihan perekonomian Indonesia di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi nasional pada saat pandemi covid-19 sekarang ini.

Salah satu investasi yang tengah digencarkan pemerintah Indonesia ialah investasi kendaraan listrik. Keseriusan pemerintah terhadap pembentukan industri kendaraan listrik pun telah dituangkan melalui Perpres Nomor 55 tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.

Seiring dengan kebijakan pemerintah tersebut, keberadaan kendaraan listrik di Indonesia, semakin diminati oleh masyarakat dari tahun ke tahun. Sejumlah Agen Pemegang Merek (APM) telah membuktikan bahwa penjualan mobil listriknya terus meningkat.

Marketing Director PT Toyota Astra Motor (TAM), Anton Jimmy Suwandi, mengatakan pada 2020 walaupun di tengah pandemi, tren kendaraan elektrifikasi justru meningkat. Ini juga sejalan dengan makin lengkapnya produk yang dihadirkan TAM.

Anton memaparkan, penjualan mobil listrik TAM dari tahun ke tahun yang terus meningkat. Pada 2009 TAM hanya menjual rata-rata dua unit per bulan. Di 2015 meningkat menjadi rata-rata 15 unit per bulan, di 2019 menjadi rata-rata 55 unit per bulan. Berlanjut di 2020 penjualannya naik signifikan menjadi rata-rata 86 unit per bulan.

“Sementara untuk pilihan model yang banyak diminati, tentu saat ini kendaraan listrik hibrida (hybrid electric vehicle atau HEV). Selain banyaknya pilihan yang tersedia, juga karakternya yang lebih fleksibel,” katanya.

Anton mengatakan sejauh ini, wilayah yang paling banyak menyerap mobil listrik TAM masih dari kota-kota besar yakni DKI Jakarta penyerapannya sekitar 53 persen, Jawa Barat sekitar 13 persen, dan Jawa Timur sekitar 8delapan persen. Menurut Anton, kota-kota besar paling besar terpapar informasi mengenai teknologi HEV sehingga lebih mengerti manfaat dan faktanya.

Meningkatnya penjualan kendaraan elektirifikasi juga dirasakan PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) yang mobilnya laris manis dibeli masyarakat Indonesia di berbagai wilayah.

General Manager Department HMID, Astrid Ariani Wijana memaparkan penerimaan konsumen terhadap kendaraan listrik Hyundai saat ini semakin positif. Hal ini ditunjukkan dengan pesanan lebih dari 150 unit di sepanjang 2020, komposisinya sebanyak 55 persen dari KONA Electric dan 45 persen IONIQ Electric.

“Respon positif ini datang dari berbagai daerah dan tidak hanya di Jakarta saja tetapi juga di Jawa Barat, DIY, Jawa Tengah, Jawa Timur dan bahkan ke Sumatra Selatan dan Sumatera Barat,” katanya.

Menurut Astrid, respons positif ini tentunya menunjukkan masyarakat mengapresiasi kehadiran mobil ramah lingkungan untuk pengalaman berkendara yang lebih baik saat menjalan aktivitas sehari-hari.

Hyundai optimistis dengan prospek bisnis kendaraan listrik di Indonesia seiring dengan tersedianya SPKLU di beberapa wilayah. Menurut Astrid pelanggan semakin yakin dan Hyundai melihat Indonesia sebagai salah satu pasar utama di ASEAN.

“Kami siap memainkan peran penting sebagai game changer di era mobil listrik murni untuk mobilitas masa depan di Indonesia,” kata Astrid.

Astrid menjelaskan  HMID juga terlibat aktif dalam penyediaan stasiun pengisian kendaraan listrik. Fasilitas tersebut tersebar di seluruh dealer resmi Hyundai dan bekerjasama dengan mitra bisnis lainnya di beberapa titik. Untuk memperkuat jaringan dealer resmi, Hyundai berencana menambah jumlah dealer menjadi 100 gerai pada tahun 2021.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini