MATA INDONESIA, BUENOS AIRES – Nama Diego Armando Maradona akan selalu terkenang di hati para pecinta sepakbola, dan tanah Argentina khususnya. Sang legenda menutup mata di usia 60 tahun akibat serangan jantung.
Bagi Negeri Tango, kepergian Maradona jelas merupakan kehilangan besar dan menyisakan duka mendalam. Salah satu prestasi yang akan selalu dikenang publik Argentina adalah ketika Maradona membawa Tim Tango menjuarai Piala Dunia 1986.
Presiden Argentina, Alberto Fernandez pun menetapkan hari berkabung nasional selama tiga hari, sebagai penghormatan sekaligus bentuk rasa kehilangan yang teramat sangat. Tubuh Maradona bahkan sempat disemayamkan di istana kepresidenan sebelum dikubur di pemakanan pribadi di Bella Vista yang berlokasi di perbatasan Buenos Aires.
Warga Argentina kini mulai ramai mentato tubuh mereka dengan wajah, kostum, atau nomor punggung Maradona. Pemilik toko Pizza, Guillermo Rodriguez misalnya. Ia mentato nyaris seluruh tubuhnya, menggambarkan betapa hebatnya sang legenda dan juga sebagai bentuk apresiasinya terhadap Maradona.
“Merupakan sesuatu yang indah dapat tinggal bersamanya, sehingga bagi kami dia tidak pergi, dia akan terus ada untuk kita semua, cinta yang kita miliki adalah abadi,” kata Rodriguez yang toko pizza-nya ia beri nama “Siempre al 10,” melansir Reuters, Selasa, 1 Desember 2020.
“Bagi seorang perempuan, melahirkan itu sangat menyakitkan. Namun, bagi saya merasakan sakit itu pada hari kematian Maradona. Kesedihan yang luar biasa. Memiliki tato itu sekarang, saat ini, adalah merasakan bahwa dia masih hidup. Saya merasa dia masih hidup,” kata Cintia Veronica sambil menunjukkan tato wajah Maradona di lengannya.
Beberapa hari setelah kepergian Maradona, seorang fan bernama Maximiliano Fernando memamerkan tato barunya. Ia memiliki dua tato di lengannya, satu tato menggambarkan Maradona yang sedang melangkah dan satu lain tengah memegang Piala Dunia.
“Memiliki tato Diego bagi saya adalah suatu hal terhebat yang pernah ada,” kata Fernando yang di dinding kamar tidurnya dilapisi dengan poster dan jersey Maradona.
Selain membawa Argentina menjuarai Piala Dunia tahun 1986, Maradona juga tampil gemilang bersama tim asal Italia, Napoli. Di mana ia menjadi legenda karena skill-nya.
Di Argentina, para penggemarnya bahkan menamai anak-anak mereka dengan namanya, termasuk anak perempuan yang diberi nama Mara dan Dona.
“Ini adalah cinta terbesar saya. Hasrat saya untuk memiliki Diego (di tubuh saya). Sehingga dia selalu bersama saya di mana pun. Saya merasa dia melindungi saya,” kata penggemar lain bernama Nerea Barbosa.
“Ketika saya memiliki tato, banyak yang mengatakan tidak. Tato ini bukan untuk perempuan dan tato seperti itu sangat aneh. Menurut saya, dia juga idola kaum perempuan,” sambungnya.
Kehidupan Maradona sempat menghadapi pasang surut. Obat-obatan terlarang menghantui perjalanan karier sang legenda. Bahkan ia harus menjalani hukuman larangan bermain lantaran positif kokain.
Maradona juga sempat beberapa kali memiliki konflik dengan para pemburu berita. Kesal terus menjadi sasaran media, Maradona kehilangan kesabaran. Ketika beberapa jurnalis berkumpul di depan pintu rumahnya, ia mengambil dan membidikkan senapan anginnya ke arah para jurnalis.
Terlepas dari berbagai sikap kontroversialnya, Maradona tetaplah legenda sepakbola, khususnya bagi masyarakat Argentina. Seperti Matias Disciosia yang menganggap Maradona adalah sosok inspiratif.
“Pada kenyataannya, saya tidak memikirkan apa yang orang lain katakana, apakah dia baik atau buruk, apakah dia inspirasi atau tidak,” kata Matias Disciosia, dengan tato besar nama Maradona dan angka 10 di punggungnya.
“Segala yang berhubungan dengan Maradona adalah sumber inspirasi bagi mereka yang merasakan dan membawa jiwanya. Tato Maradona untuk saya adalah agar saya dapat memilikinya sepanjang waktu dengan saya, sebab dia adalah masa kecil saya. Maradona adalah masa kecil dan remaja bagi saya. Dia adalah segalanya,” kata Luciano Zarate.
