Makin Panas, Rusia Desak NATO Tolak Keanggotaan Ukraina

Baca Juga

MATA INDONESIA, MOSKOW – Awal Desember, Rusia menyerahkan rancangan dokumen keamanan yang menuntut agar NATO menolak keanggotaan Ukraina dan negara-negara pecahan Uni Soviet lain.

Moskow juga mendesak agar NATO berhenti melakukan ekspansi militer di kawasan Eropa Tengah dan Timur. Tuntutan ini terjadi di tengah ketegangan atas penumpukan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina dalam beberapa pekan terakhir dan memicu kekhawatiran Barat, khususnya Amerika Serikat (AS).

Namun, Rusia berulang kali membantah dugaan melakukan invasi terhadap Kiev dan balik menuduh Ukraina berencana untuk mencoba merebut kembali kendali atas wilayah yang dikuasai oleh pemberontak yang didukung Moskow dengan paksa.

Juru bicara Putin, Dmitry Peskov mengatakan dalam sambutannya bahwa ekspansi NATO ke Ukraina atau negara-negara bekas Soviet lainnya adalah masalah hidup atau mati bagi Rusia.

Ia menyatakan bahwa uji coba rudal hipersonik Zirkon Rusia pada Jumat (24/12) akan membantu Rusia ketika mengajukan proposal untuk keamanan Eropa yang baru dan lebih inklusif.

Peluncuran rudal hipersonik adalah yang terbaru dari serangkaian uji coba Zircon, yang menurut Putin mampu terbang dengan kecepatan sembilan kali kecepatan suara hingga jangkauan lebih dari 1.000 kilometer (620 mil).

Rusia menandai pertama kalinya rudal Zirkon diluncurkan dalam sebuah salvo yang menunjukkan penyelesaian tes sebelum rudal baru memasuki layanan dengan angkatan laut Rusia tahun depan dan mempersenjatai kapal penjelajah, fregat, dan kapal selamnya.

Melansir Wink News, Senin, 27 Desember 2021, Peskov juga mengatakan bahwa serangan Ukraina terhadap wilayah yang dikuasai pemberontak akan membawa konsekuensi besar bagi Kiev.

Sebagai catatan, Rusia menganeksasi Semenanjung Krimea Ukraina pada 2014 dan tak lama setelah itu memberikan dukungannya di belakang pemberontakan separatis di timur negara itu.

Selama lebih dari tujuh tahun, pertempuran telah menewaskan lebih dari 14.000 jiwa dan menghancurkan jantung industri Ukraina, yang dikenal sebagai Donbas.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini