LIPI : Mutasi COVID-19 Lebih Lambat dari Flu Biasa

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjelaskan alasan virus corona (SARS-CoV-2) penyebab Covid-19 bermutasi lebih lambat dibandingkan flu musiman.

Peneliti bidang mikrobiologi LIPI Sugiyono Saputra mengatakan, virus tersebut bermutasi lebih lambat dibandingkan influenza karena ukuran genom yang lebih besar.

“Semakin panjang ukuran genom maka akan semakin rendah mutation rate-nya. Sebagai contoh, ukuran genom SARS-CoV-2 isolate Wuhan Hu-1 adalah 29903 basa sedangkan ukuran genom H1N1 influenza virus adalah kurang dari setengahnya, yaitu sekitar 13500 basa,” katanya Rabu, 15 April 2020, melansir CNNIndonesia.com.

Sugiyono juga mengatakan, pada umumnya virus yang memiliki material genetik berupa RNA. Di antara RNA virus, virus corona juga cenderung lebih lambat mutasinya dibandingkan dengan virus influenza.

“Lebih lambatnya mutasi SARS-CoV-2 ini memang disebut sangat potensial untuk melakukan pengembangan vaksin dengan efektivitas yang lebih tahan lama, paling tidak dibandingkan dengan virus influenza,” ujarnya.

Ia lalu menjelaskan bahwa pada vaksin virus influenza akan ditinjau dalam jangka waktu tertentu agar tingkat efektivitas tetap terjaga. Jika tingkat efektivitas turun, maka vaksin tersebut perlu diperbarui agar antibodi bisa memblokir virus.

Sebetulnya sebagian besar mutasi yang terjadi bersifat netral atau tidak memiliki efek apa pun. Akan tetapi, ada mutasi yang menyebabkan perubahan pada protein virus sehingga virus tidak lagi dapat dihambat secara efektif oleh antibodi. Hal inilah yang menyebabkan mengapa manusia bisa terinfeksi influenza virus lebih dari sekali.

“Apabila efektivitasnya turun, vaksinnya perlu diperbarui agar antibodi yang terbentuk setelah vaksinasi dapat memblokir strain virus yang mungkin sudah mengalami mutasi. Virus influenza mampu menghindari sistem kekebalan tubuh inang karena terus mengalami evolusi antigenik akibat seringnya mutasi yang terjadi,” katanya.

Sebelumnya, berdasarkan laporan dari ahli bioinformatika dari University of California Niema Moshiri, virus corona SARS-CoV-2 bermutasi jauh lebih lambat daripada flu musiman. SARS-CoV-2 memiliki tingkat mutasi kurang dari 25 mutasi per tahun, sedangkan flu musiman memiliki tingkat mutasi hampir 50 mutasi per tahun atau empat kali lebih cepat dari SARS-CoV-2.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Seluruh Pihak Harus Terima Hasil Putusan Sidang MK

Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan hasil sidang putusan perkara Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024 di ruang sidang lantai...
- Advertisement -

Baca berita yang ini