Kowani: Peringatan Hari Ibu Bukan Latah dengan Kebiasaan Bangsa Barat

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Peringatan Hari Ibu Nasional yang jatuh setiap 22 Desember bukan sebuah tindakan latah mengikuti kebiasaan masyarakat barat yang mengenal mother’s day. Menurut Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Giwo Rubianto Wiyogo tanggal itu untuk mengenang perempuan sebagai ibu bangsa yang ikut berjuang memerdekakan dan menghadirkan generasi terbaik untuk memajukan negara ini.

Tanggal Hari Ibu Nasional adalah tanggal memperingati Kongres Perempuan Indonesia I di Yogyakarta pada 1928. Kongres itu berisi menyimpulkan bermacam kesepakatan bahwa perempuan Indonesia harus ikut berjuang memerdekakan bangsa dan negara Indonesia.

Selain itu, para perempuan tangguh itu harus bisa mencetak generasi Indonesia yang kuat untuk menghadapi tantangan zaman.

Jadi pernyataan banyak tokoh agama bahwa Hari Ibu tidak perlu diperingati karena hanya mengikuti kebisaan masyarakat barat adalah keliru.

“Peringatan Hari Ibu mengingatkan kembali tentang sosok seorang Ibu sebagai Ibu bangsa, yang memiliki tanggung jawab dan peran dalam membentuk generasi bangsa yang berkualitas,” ujar Giwo di Jakarta, Sabtu 21 Desember 2019.

Pada tahun ini, peringatan Hari Ibu akan diselenggarakan Kowani dengan melakukan upacara pengibaran bendera merah putih di halaman kantor Kowani, di jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat. Saat itu, para peserta upacara akan mengenakan kebaya.

“Kami sengaja menggunakan kebaya untuk mengingatkan kembali bahwa kebaya juga merupakan aset bangsa yang perlu dilestarikan. Kebaya juga mengingatkan perjalanan tokoh pejuang perempuan,” ujar Giwo.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini