Kehancuran Politik dan Ekonomi Lebanon seperti Tenggelamnya Titanic, Tanpa Alunan Musik

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian mengatakan bahwa kehancuran politik dan ekonomi Lebanon seperti tenggelamnya kapal Titanic, hanya tanpa alunan musik.

Dalam satu tahun terakhir, Lebanon menghadapi krisis ekonomi terburuk selama beberapa dekade terakhir. Pada Juni 2020, nilai tukar mata uang Lebanon terjun bebas dan membuat hampir setengah dari populasinya berada di bawah garis kemiskinan.

Kondisi ini mendorong ratusan warga Lebanon turun ke jalan, memprotes pemerintah yang korup dan gagal dalam mengatasi krisis. Aksi protes ini juga membuat Perdana Menteri Lebanon, Saad Hariri mengundurkan diri dan digantikan Hassan Diab yang didukung Hezbollah.

Lebaga Krisis Internasional (ICG) melaporkan krisis ekonomi yang terjadi di Lebanon saat ini belum pernah terjadi dalam sejarah negara itu. Lembaga tersebut mengatakan Lebanon membutuhkan bantuan asing yang mendesak agar terhindar dari dampak sosial terburuk.

Sejumlah pengamat memandang krisis Lebanon saat ini disebabkan oleh korupsi yang merajarela selama beberapa dekade dan akumulasi utang negara. Para elite politik juga diyakini hanya mempertahankan hak-hak istimewa mereka dibandingkan mengatasi situasi negara.

“Lebanon adalah kapal Titanic tanpa orchestra. Orang Lebanon menyangkal sepenuhnya saat mereka tenggelam dan bahkan tidak ada musiknya,” kata Menlu Prancis, Jean-Yves Le Drian, melansir Reuters, Senin, 14 Desember 2020.

Diyakini orchestra Titanic terus dimainkan selama mungkin bahkan ketika kapal mulai tenggelam di Samudra Atlantik tahun 1912. Para pemain orchestra mencoba membantu penumpang agar tetap tenang di tengah malapetaka. Sayang, semua pemain binasa.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini