Junta Militer Myanmar Kini Terancam Perang versus Kelompok Etnis

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Usai kudeta yang dilakukan pihak militer pada 1 Februari 2021 lalu, situasi di Myanmar masih belum membaik hingga saat ini.

Terbaru, Myanmar diprediksi akan menghadapi perang saudara, karena kelompok etnis mulai melakukan perlawanan terhadap junta militer yang dipimpin Jenderal Min Aung Hlaing.

Kelompok etnis bersenjata yang kemungkinan akan maju menghadapi junta militer adalah Dewan Pemulihan Negara Bagian Shan (RCSS) dan Tentara Negara Bagian Shan (SSA).

Menurut ketua RCSS sekaligus pendiri SSA Jenderal Yawd Serk, perang saudara ini sudah di depan mata, dan tampak sulit untuk dicegah.

“Dunia telah berubah. Saya melihat orang-orang di kota tidak akan menyerah. Dan saya melihat Min Aung Hlaing tidak akan menyerah. Saya pikir ada kemungkinan perang saudara akan terjadi,” kata Yawd Serk, seperti dikutip dari CNN, Rabu 7 April 2021.

Yawd Serk saat ini masih mengontrol sebagaina besar wilayah di timur Myanmar. Ia dikenal sebagai seorang sosok pemimpin yang tak gentar meski harus berhadapan dengan penguasa militer.

RCSS dan SSA adalah dua dari puluhan grup etnis bersenjata yang telah berperang melawan militer Myanmar, yang dikenal sebagai Tatmadaw dan satu sama lain di perbatasan negara untuk mendapatkan hak dan otonomi lebih besar selama 70 tahun.

Sejak militer merebut kekuasaan pada 1 Februari, banyak dari kelompok pemberontak ini termasuk RCSS telah menyatakan dukungan untuk protes nasional tanpa kekerasan.

Sebelumnya, kedua kelompok ini mengutuk keras penggunaan kekerasan dan pembantaian yang dilakukan pasukan pengamanan terhadap para demonstran dan warga sipil.

“Jika militer Myanmar tidak berhenti membunuh warga sipil, kami akan bergabung dengan revolusi musim semi dengan semua etnis untuk aksi pertahanan diri,” kata Jenderal Yawd Serk.

“Jika militer terus menembak dan membunuh orang, itu berarti junta telah mengubah diri mereka menjadi teroris,” ujar dia menambahkan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini