Johnson and Johnson, Vaksin Covid-19 yang Dapat Izin Darurat WHO

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Perusahaan Johnson and Johnson mengembangkan vaksin virus corona dan sudah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Jumat 12 Maret 2021.

Vaksin Johnson and Johnson berbeda dengan vaksin Covid-19 lainnya karena hanya membutuhkan satu suntikan. Sementara mayoritas vaksin virus corona memerlukan dua kali suntikan.

Ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang vaksin Covid-19 yang dikembangkan Johnson and Johnson. Pertama dalam hal efektivitas, vaksin ini bisa diberikan kepada orang yang berusia di atas 18 tahun. Namun efektivitas vaksin ini lebih rendah dari Pfizer dan Moderna, yakni 66 persen.

Sementara untuk mencegah kasus kritis dan membutuhkan rawat inap, efektivitasnya lebih tinggi yakni 85 persen.

Kedua, cara kerja vaksin Johnson and Johnson berisi virus flu biasa (adenovirus 26) yang telah direkayasa oleh para peneliti agar membawa instruksi memuat protein lonjakan virus corona ke dalam sel manusia.

Sel tersebut langsung membuat protein virus yang mendorong sistem kekebalan tubuh membuat antibody dan melatih sel kekebalan untuk menyerang virus corona jika orang tersebut terinfeksi nantinya.

Ketiga yaitu kemasan vaksin Johnson and Johnson dikemas dalam botol multidosis. Setiap botol terdiri dari 5 dosis dengan masing-masing dosisnya 0,5 ml. Maka tenaga vaksinasi diminta untuk membuang vial yang tersisa jika jumlahnya tidak mencapai 0,5 ml.

Mengingat, dilarang menggabungkan sisa vial dari satu botol dengan sisa botol lainnya demi mendapatkan satu dosis utuh.

Keempat yaitu penyimpanan vaksin Johnson and Johnsin tidak tergolong sulit karena tidak harus disimpan di suhu beku atau minus. Vaksin ini cukup disimpan pada suhu 2-8 derajat celcius dan ini bisa dilakukan di kulkas biasa.

Selain itu dalam kondisi tersegel dan dalam suhu yang sesuai, vaksin ini bisa digunakan sampai tiba masa kedaluwarsanya. Namun bila disimpan dalam ruang suhu (maksimal 25 derajat celcius) vaksin hanya bisa digunakan hingga 2 jam setelahnya.

Sementara jika disimpan di lemari pendingin dengan suhu sesuai, namun kondisinya sudah terbuka atau tidak tersegel dengan sempurna, maka hanya baik digunakan hingga 6 jam setelahnya.

Kelima yakni perusahaan ini mengakui dapat memiliki 20 juta dosis vaksin pada akhir Maret nanti. Mereka juga berniat untuk memproduksi 100 juta dosis vaksin pada akhir Juni 2021.

Terakhir, menurut Healthline, vaksin Johnson and Johnson memiliki efek samping yang tergolong ringan dan mudah ditangani. Misalnya dengan istirahat atau mengonsumsi pereda nyeri.

Selain itu efek samping dari vaksin ini terbagi menjadi dua, pertama yaitu timbul nyeri pada tempat suntikan. Efek ini kebanyakan dirasakan selama 2-3 hari.

Kedua adalah efek sistemik berupa munculnya sejumlah gejala seperti flu, sakit kepala, rasa lelah, nyeri otot, mual dan mungkin demam. Semua efek atau gejala tersebut hanya berlangsung selama 1-2 hari. Sementara efek demam dilaporkan terjadi pada sekitar 55 persen penerima vaksin.

 

 

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini