Intoleransi adalah Penyakit Akut di Indonesia

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Dewan Penasehat PPIM UIN Jakarta Prof Dr Jamhari Makruf menegaskan bahwa intoleransi adalah penyakit akut bagi Indonesia. Ia menilai bahwa bila intoleransi tidak segera mendapat perhatian dan pencegahan maka akan menjelma menjadi sebuah penyakit.

“Bagi kami intoleransi adalah penyakit akut di Indonesia karena Indonesia adalah majemuk,” kata Prof Jamhari Makruf dalam dalam pesannya yang diterima Mata Indonesia News, Selasa 2 Maret 2021.

Ia menilai bahwa bangsa Indonesia lahir dari kondisi kemajemukan sehingga tugas besar bagi segenap rakyatnya adalah menjaga hal itu dengan menciptakan toleransi antar umat beragama.

Salah satu caranya yaitu melalui sektor pendidikan dengan menyebarkan nilai-nilai toleransi sejak usia dini. Jamhari menegaskan bahwa pendidikan adalah investasi penting untuk membangun keutuhan bangsa.

“Investasi adalah pendidikan. Ini harus kita lakukan. Kalau kita tidak perbaiki pendidikan tak bisa pertahankan Indonesia,” kata Jamhari.

Pendidikan merupakan salah satu instrument sosial kebudayaan yang signifikan untuk menyebarluaskan toleransi. Maka penting untuk menamakan pendidikan toleransi agar tercipta sifat yang saling memahami , mengerti dan harmoni.

Hal ini memperlihatkan bahwa toleransi penting dalam kehidupan masyarakat dengan keberagaman komunal seperti Indonesia. Maka nilai-nilai toleransi harus dipromosikan tidak hanya dengan perkataan melainkan melalui perilaku di tengah masyarakat.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini