Inggris Sarankan Orang yang Memiliki Alergi Hindari Vaksin Pfizer

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Regulator di Inggris menyarankan orang yang memiliki riwayat alergi serius sebaiknya tidak divaksin Pfizer/BioNTech. Pernyataan tersebut diumumkan setelah dua petugas kesehatan mengalami reaksi alergi usai mendapatkan suntikan vaksin virus corona.

Peringatan alergi tersebut berlaku untuk orang-orang yang memiliki alergi terhadap obat-obatan, makanan, atau vaksin.

Kedua petugas kesehatan itu mengalami reaksi alergi usai disuntik vaksin pada Selasa (8/12). Keduanya telah mendapatkan perawatan dan dalam kondisi sehat. Mereka diketahui mengalami reaksi anafilaktoid, yaitu terdapat ruam pada kulit, sesak napas, dan terjadi penurunan tekanan darah.

Profesor Stephen Powis, direktur media layanan kesehatan di Inggris (NHS), mengatakan reaksi alergi itu hal biasa yang terjadi. Mereka telah mendapat perawatan untuk pencegahan. Sementara Dr. June Raine, kepala MHRA, mengatakan vaksinasi adalah tindakan yang tepat untuk dilakukan saat ini.

“Fakta bahwa kita tahu begitu cepat tentang dua reaksi alergi ini dan regulator telah bertindak untuk mengeluarkan peringatan pencegahan menunjukkan bahwa sistem pemantauan telah bekerja dengan baik,” kata Profesor Peter Openshaw, ahli imunologi di Imperial Collage London.

Ini adalah cerita untuk dinilai secara logika bahwa tidak ada obat yang efektif tanpa efek samping sehingga harus menyeimbangkan risiko dan manfaatnya. Reaksi semacam itu dapat terjadi dengan vaksin apa pun dan diobati dengan obat-obatan seperti steroid dan adrenalin.

MHRA telah memberikan peringatan yang ditargetkan kepada mereka yang paling berisiko, tapi bagi sebagian besar orang, hal ini tidak mengubah apa pun.

Vaksin Covid-19 Kedua Efektif Untuk Lansia

Sementara itu, Profesor Sarah Gilbert, tokoh kunci di balik vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh Universitas Oxford dan AstraZeneca, menepis kekhawatiran bahwa vaksin tidak efektif untuk orang tua.

Data yang dimuat dalam jurnal Lancet pada Selasa (8/12) menunjukkan kurangnya informasi mengenai keefektifan vaksin di atas 55 tahun.

Profesor Sarah Gilbert menagatakan orang lanjut usia diteliti dalam uji coba dalam proses lanjutan untuk mencakup informasi tentang seberapa baik vaksin bekerja pada orang lanjut usia. Ia mengatakan tidak ada perbedaan dalam respons kekebalan yang terlihat pada orang dewasa dan lansia. Ini menunjukkan bahwa regulator dapat memberi perizinan vaksin kepada lansia.

MHRA saat ini sedang mempertimbangkan pemberian izin pada vaksin buatan Universitas Oxford-Astra Zeneca. Vaksin ini dinilai sangat penting karena lebih mudah disimpan dan didistribusikan. Vaksin ini juga tidak perlu disimpan pada suhu yang sagat dingin.

Reporter : Afif Ardiansyah

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Resmi Jadi Kader NasDem, Sutrisna Wibawa bakal Bersaing Ketat dengan Bupati Gunungkidul

Mata Indonesia, Yogyakarta - Mantan Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sutrisna Wibawa, telah resmi bergabung sebagai kader Partai Nasional Demokrat (NasDem). Hal ini jelas memperkuat dinamika politik Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Gunungkidul 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini