HTI Bubar, Masalah Intoleransi Tidak Serta Merta Hilang

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Dalam hal menghadapi kelompok intoleran dan radikal, Presiden Jokowi dinilai berani seperti membubarkan Hizbut Thahrir Indonesia (HTI). Tetapi kita harus waspada bahwa membubarkan kelompok seperti itu tidak serta merta menyelesaikan masalah karena mereka bisa melakukannya dengan cara lain sehingga ketegasan pemerintah terhadap kedua paham itu tidak boleh kendor.

Hal tersebut diungkapkan politisi PDI Perjuangan Zuhairi Misrawi yang juga aktivis paham toleran.

“Saya sendiri kaget ketika Presiden Jokowi membubarkan HTI. Itu sikap yang luar biasa berani,” ujar lelaki yang sering dipanggil Gus Mis tersebut melalui video yang dilihat Senin 28 Desember 2020.

Namun, Gus Mis mengingatkan mereka bisa membuat ormas baru atau berganti baju lagi sehingga yang diperlukan sekarang adalah ketegasan yang terus menerus pada penegak hukum.

Lulusan Al-Azhar Kairo itu menyodorkan cara Mesir dalam mengeliminir pengaruh Ikhwanul Muslimin di negeri Piramid itu.

Sebelumnya aktivis gerakan tersebut menguasai masjid-masjid sehingga cepat mempengaruhi kognisi warga Mesir.

Sampai akhirnya dibuat kebijakan hanya guru-guru Al-Azhar yang diperbolehkan berceramah di seluruh masjid Mesir dengan sertifikasi.

Dia juga mengingatkan publik agar waspada karena kelompok intoleran ini bermain dengan simbol-simbol keagamaan seperti jubah ulama dan sebagainya.

Masyarakat harus bisa memilah dan mengetahui mana ulama yang benar atau hanya orang memanfaatkan agama untuk kepentingan kekuasaan.

Gus Mis pun memberi panduan untuk mengetahui seseorang adalah ahli agama yang baik atau buruk. Patokannya adalah saat dia berceramah selalu mengajak melakukan kekerasan maka sesungguhnya bukan ulama.

 

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini