GIMNI: Pasar Ekspor Kelapa Sawit Indonesia Makin Cerah

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA-Pelaksanaan program vaksinasi di beberapa negara membawa harapan pasar ekspor bisa tumbuh positif. Nah, hal itu terbukti dengan ekspor kelapa sawit Indonesia di tahun 2021 semakin cerah.

“Kami kira ada kenaikan volume ekspor sawit delapan persen tahun ini menjadi sekitar 36 juta ton dari 2020 yang mencapai 34 juta ton. Secara nilai juga naik, dari 22,97 miliar US dolar pada 2020, kami proyeksikan mencapai 30 miliar US dolar pada 2021,” kata Plt Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Sahat Sinaga.

Selain membaiknya harga, kenaikan ekspor tersebut juga dipicu meningkatnya permintaan sawit dan produk turunannya di pasar internasional.  Rata-rata harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di pasar global pada 2021 diperkirakan berada di kisaran 900–1.000 US dolar per ton.

Lebih lanjut Sahat mengatakan, jenis produk sawit yang diperkirakan mengalami pertumbuhan ekspor adalah produk hilir, yakni dengan komposisi 76 persen dan 24 persen berupa CPO.

Kebijakan pemerintah melalui Kementerian Keuangan yang memberlakukan tarif Pungutan Ekspor (PE) cukup memengaruhi perfoma ekspor.

Produk hulu dikenai tarif PE meningkat, sedangkan produk hilir menurun sehingga banyak pelaku usaha yang bergairah untuk lebih mendorong ekspor produk hilir sawit yang bernilai tambah tinggi. Penundaan program B40 tidak terlalu berpengaruh terhadap ekspor sawit.

Sahat menjelaskan, pasar ekspor yang paling berpotensi dan masih menjanjikan untuk digenjot volumenya adalah Asia dan Afrika Timur. Pasar ekspor di Afrika Timur sedang berkembang karena kawasan tersebut umumnya tidak memiliki tangki penimbunan minyak sawit dan mereka lebih menyukai produk yang sudah di-packing.

Kendala yang mungkin dihadapi pengusaha dalam mendorong ekspor adalah ketersediaan kontainer. GIMNI pernah menyampaikan ke pemerintah bahwa suatu saat semua kontainer milik Indonesia bisa saja dibawa kembali atau diborong Tiongkok yang memang dikenal sebagai produsen kontainer terbesar di dunia.
Solusinya, Indonesia harus mempunyai atau mengoperasikan industri penghasil kontainer yang berkualitas sehingga tidak lagi mengandalkan kontainer impor.

Indonesia harus memanfaatkan peluang naiknya permintaan dan membaiknya harga komoditas untuk memacu ekspor minyak sawit lebih tinggi tahun ini. Upaya tersebut bisa membantu pemerintah dalam mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional yang terdampak pandemi Covid-19.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini