Ekonom: Vaksinasi Covid19 Jalan, Ekonomi Indonesia Melonjak Positif

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Vaksinasi Covid19 akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia jauh lebih baik pada 2021. Jika 50 persen warga Indonesia sudah memperoleh vaksin ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Aviliani memperkirakan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga lima persen.

Jika belum mencapai angka itu warga negara yang divaksin menurut Aviliani, ekonomi Indonesia tetap tumbuh positif tahun depan.

“Di 2021 diprediksikan untuk tumbuh 5 persen itu dengan asumsi 50 persen masyarakat sudah divaksin dan kemudian tidak ada gelombang kedua. Tapi kalau vaksin itu baru terhadap sekitar 2 juta ataupun belum sampai 50 persen, diperkirakan pertumbuhannya hanya 50 persen dari normal. Jadi, mungkin sekitar 3 persen. Menurut saya sudah sesuatu yang lebih baik dibandingkan 2020,” ujar Aviliani di Jakarta, Senin 21 Desember 2020.

Menurutnya tahun 2020 dan 2021 adalah masa konsolidasi bagi masyarakat maupun sektor usaha. Maksudnya, apakah mereka masih bisa bertahan dengan usahanya yang ada atau harus mengubahnya.

Saat ini, menurut Aviliani, sebagian besar perusahaan di Indonesia masih cenderung menunggu pandemi berhenti, padahal situasi menuntut harus cepat berubah.

Hal tersebut terlihat dari program restrukturisasi yang menggelontorkan dana hampir Rp 1.000 triliun tidak banyak yang melakukan perubahan usahanya.

Padahal, pemerintah membuat program restrukturisasi supaya mereka memanfaatkan dananya untuk perubahan, bukan hanya sekadar bertahan. Karena kalau hanya sekadar bertahan, mungkin tidak akan survive.

Dia menambahkan era digital memang membuat kolaborasi dan ekosistem itu tercipta. Menurutnya, siapa yang tidak berekosistem dan tidak berkolaborasi, akan “mati.”

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini