Dua Eks Teroris: Indonesia Baik pada Islam, Kenapa Harus Dimusuhi dan Dicap Kafir?

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Dua eks teroris, Hisyam alias Umar Patek dan Haris Amir Falah, mengingatkan umat Islam bahwa negara dan pemerintahan Indonesia selama ini selalu bersikap baik terhadap Islam, jadi mengapa harus dimusuhi dan dicap kafir.

Kelompok-kelompok radikal yang selama ini selalu mengecam pemerintah sengaja dibuat untuk membuat kekacauan karena bagi mereka pemerintah dan negara adalah kafir.

“Mengapa negara yang baik ini harus dimusuhi dan dicap kafir?” ujar Umar Patek yang pernah menjadi target Pemerintah Amerika Serikat karena dituding melakukan banyak aksi teror di negara itu.

Lelaki kelahiran Pemalang dengan nama asli Hisyam tersebut menyontohkan baiknya Pemerintah Indonesia selama ini tidak pernah merusak fasilitas Islam seperti pondok pesantren.

Misalnya saat memroses pimpinan Jamaah Islamiyah Abu Bakar Ba’asyir, Pemerintah Indonesia tidak merusak Pondok Pesantren Ngruki, hanya menangkap sang ustaz yang beberapa hari lagi akan menghirup udara bebas.

Umar yang berpengalaman melakukan aksi teror di luar negeri, menyontohkan tindakan Pemerintah Pakistan saat menghentikan unjuk rasa di Masjid Laal yang di sampingnya ada Pondok Pesantren Perempuan Al Hafsah.

Mereka saat itu melakukan unjuk rasa dan demo di dalam masjid maupun pesantren, tetapi tidak seperti Pemerintah Indonesia, Pemerintah Pakistan langsung membombardir dua fasilitas keagamaan itu dari udara sehingga terjadi banjir darah.

Hal tersebut diamini Haris yang mantan pemimpin kelompok teror Jamaah Anshorud Tauhit (JAT).

Menurut Haris, kelompok-kelompok radikal yang selama ini selalu mengecam dan mengafirkan Pemerintah Indonesia memang sengaja dibuat untuk kepentingan tertentu.

Maka, Haris meminta Muslimin Indonesia harus membuka cakrawala berpikir agar tidak sempit memahami Islam. Dia juga mengingatkan kita jangan kagum dan memfigurkan satu orang saja.

“Kita harus kembali ke konsep Islam jangan terhadap orang. Orang kebanyakan selain Rasullah tidak ada yang maksum dan pasti penuh kesalahan,” ujarnya

Sedangkan Umar Patek mengharapkan Muslim Indonesia tidak mudah melakukan aksi teror, apalagi di negeri sendiri karena pemerintahnya selalu menjamin kebebasan beribadah termasuk mendirikan pondok pesantren, pergi haji, melakukan zakat dan ritual Islam lainnya.

“Kurang apa baiknya Pemerintah Indonesia. Jangan lakukan aksi teror. Kepada aktivis muslim yang pernah belajar kemiliteran di Afghanistan, Filipina dan Suriah jangan mau dimanfaatkan serta silau pada satu figur yang mengatasnamakan agama,” ujar Umar.

Jika melakukan aksi teror di Indonesia kemungkinan besar korbannya ada Muslimin karena bom kalau sudah meledak tidak bisa memilih agama.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Perjuangkan Kesejahteraan Buruh dan Petani, Dani Eko Wiyono Siap Maju Calon Bupati Sleman Melalui Jalur Independen

Mata Indonesia, Sleman - Alumni aktivis 98 sekaligus aktivis yang selalu menyuarakan aspirasi buruh/pekerja Daerah Istimewa Yogyakarta, Dani Eko Wiyono ST. MT ini bertekad maju bakal calon bupati Sleman dalam Pilkada Sleman nanti. Dani menilai, hingga saat ini, mayoritas kehidupan buruh masih sangat jauh dari kata sejahtera. Buruh masih dianggap hanya sebagai tulang punggung ekonomi bangsa tanpa diperjuangkan nasib hidupnya.
- Advertisement -

Baca berita yang ini