Ditinggal AS, Afghanistan Perang Saudara

Baca Juga

MATA INDONESIA, KABUL – Pasukan dan pejuang Taliban yang setia kepada pemimpin lokal Ahmad Massoud bertempur di Lembah Panjshir Afghanistan, pada Kamis (2/9) atau lebih dari dua pekan setelah Taliban merebut kekuasaan dan ketika para pemimpin Taliban di ibu kota, Kabul, bekerja untuk membentuk pemerintahan.

Panjshir merupakan provinsi terakhir yang menentang kekuasaan Taliban – yang merebut kembali kendali negara itu ketika pasukan Amerika Serikat (AS) dan asing menarik diri setelah 20 tahun konflik pasca serangan 11 September 2001 di Negeri Paman Sam.

“Kami memulai operasi setelah negosiasi dengan kelompok bersenjata lokal gagal. Pejuang Taliban telah memasuki Panjshir dan menguasai beberapa wilayah. Mereka (musuh) menderita kerugian besar,” kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid, melansir Reuters, Jumat, 3 September 2021.

Seorang juru bicara kelompok pemberontak Front Perlawanan Nasional Afghanistan (NRFA) mengatakan mereka memiliki kendali penuh atas semua jalan masuk dan pintu masuk dan telah mendorong kembali upaya untuk merebut distrik Shotul.

“Musuh melakukan beberapa upaya untuk memasuki Shotul dari Jabul-Saraj, dan gagal setiap kali,” katanya, mengacu pada sebuah kota di provinsi tetangga Parwan.

Sejak Taliban menyerbu Kabul pada 15 Agustus, beberapa ribu pejuang dari milisi lokal dan sisa-sisa angkatan bersenjata pemerintah telah berkumpul di Panjshir di bawah kepemimpinan Massoud – putra seorang mantan komandan Mujahidin.

Mereka telah bertahan di lembah curam di mana serangan dari luar sulit dilakukan. Upaya untuk merundingkan penyelesaian tampaknya telah gagal, dengan masing-masing pihak saling menyalahkan atas kegagalan tersebut.

Mujahid mengatakan pengumuman pemerintahan baru tinggal beberapa hari lagi, sementara pejabat Taliban Ahmadullah Muttaqi menyatakan bahwa sebuah upacara sedang diselenggarakan di istana presiden.

Legitimasi pemerintah di mata para donor dan investor internasional akan sangat penting bagi perekonomian saat negara itu memerangi kekeringan dan kerusakan akibat konflik yang menewaskan sekitar 240 ribu warga Afghanistan.

Organisasi kemanusiaan telah memperingatkan bencana yang akan datang dan ekonomi – yang selama bertahun-tahun bergantung pada jutaan dolar bantuan asing, hampir runtuh.

“Sejak 15 Agustus, kami telah melihat krisis semakin cepat dan meluas dengan keruntuhan ekonomi yang akan segera terjadi di negara ini,” Mary-Ellen McGroarty, direktur negara Program Pangan Dunia di Afghanistan..

Dalam perkembangan positif, eksekutif senior Western Union Co mengatakan akan melanjutkan layanan pengiriman uang ke Afghanistan – keputusan yang menurutnya sejalan dengan dorongan AS untuk mengizinkan kegiatan kemanusiaan berlanjut di sana.

“Sebagian besar bisnis kami yang melibatkan Afghanistan adalah keluarga dengan pendapatan rendah dan mendukung pengiriman uang yang mendukung kebutuhan dasar orang-orang di sana, jadi itulah landasan yang kami miliki dan mengapa kami ingin membuka kembali bisnis kami,” tutur Jean Claude Farah, presiden Western Union di Asia, Eropa, Timur Tengah, dan Afrika.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Peningkatan Infrastruktur di Bali Bukti Komitmen Indonesia Siap Selenggarakan WWF 2024

World Water Forum Ke-10 di Bali pada 18-24 Mei 2024 diharapkan akan menghasilkan berbagai solusi masalah air termasuk sanitasi...
- Advertisement -

Baca berita yang ini