COVID-19 Meningkat, Filipina Kembali Terapkan Lockdown

Baca Juga

MATA INDONESIA, MANILA – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte memperpanjang kebijakan lockdown ketat di wilayah ibu kota dan provinsi yang berdekatan setidaknya hingga sepekan ke depan. Langkah ini ditempuh demi menahan lonjakan baru infeksi virus corona.

Filipina yang merupakan negara dengan kasus COVID-19 tertinggi kedua di Asia Tenggara melaporkan 12,576 kasus infeksi baru pada Sabtu (3/4). Fakta ini kian menambah beban pemerintah dan sistem perawatan kesehatan.

Kebijakan lockdown ini, termasuk larangan aktivitas yang tidak penting, pertemuan massal, dan makan di restoran, kata juru bicara Presiden Rodrigo Duterte, Harry Roque dalam siaran televisi.

“Ini akan dilakukan dengan pencegahan intensif, deteksi, isolasi, penelurusan, dan rehabilitasi yang akan kami pantau setiap hari,” kata juru bicara Presiden Filipina, Harry Roque, melansir Reuters,

Kasus aktif di negara anggota ASEAN itu telah mencapai rekor, yakni 165,715 kasus, berdasarkan data Kementerian Kesehatan Filipina. Sementara kasus meninggal akibat infeksi virus corona mencapai angka 13,423.

Kapasitas perawatan intensif di rumah sakit di wilayah Manila juga telah mencapai tingkat kritis, dengan 80 persen tempat tidur terisi dan banyak rumah sakit terpaksa menolak pasien.

Manila yang merupakan kota terpadat di Filipina dihuni oleh sekitar 13 juta orang itu menyumbang dua perlima dari 784,043 kasus yang dikonfirmasi dan mencatat sepertiga dari total 13,423 angka kematian.

Tim peneliti Universitas Filipina menyerukan pembangunan fasilitas isolasi yang cepat untuk mencegah penyebaran infeksi melalui rumah tangga. Pengekangan virus corona yang diperpanjang akan terus merugikan ekonomi Filipina.

Filipina sejauh ini telah menginokulasi hampir 739.000 warganya. Ini hanya 1 persen dari target untuk memvaksinasi 70 juta dari 108 juta populasi untuk mencapai kekebalan dan membuka kembali ekonomi dengan aman.

Negara yang berbatasan dengan Laut Cina Selatan di sebelah Barat  ini telah memberlakukan sejumlah karantina dan lockdown terlama di dunia. Kebijakan keras yang mendapat pengawasan polisi dan militer ini menyebabkan ekonomi negara itu terkontraksi sebesar 9,5 persen tahun lalu, kemunduran ekonomi terburuk setelah Perang Dunia II.

Filipina mulai membuka kembali ekonominya yang terpukul setelah infeksi mulai mereda dan mengizinkan bisnis-bisnis tidak esensial, termasuk pusat perbelanjaan, kedai video game dan salon kecantikan, beroperasi kembali untuk mengurangi pengangguran dan kelaparan.

Akan tetapi, infeksi melonjak kembali secara mengkhawatirkan bulan lalu karena penyebaran varian baru virus korona, peningkatan mobilitas, dan keteledoran masyarakatnya terhadap protokol kesehatan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini