Cerita Perempuan Wuhan yang Suaminya Sembuh dari Virus Corona

Baca Juga

MATA INDONESIA, INTERNASIONAL – Akhir 2019, pengusaha asal Wuhan, Duan Ling dan suaminya yang merupakan ahli bedah, Fang Yushun mulai mendengar obrolan di rumah sakit mengenai penyakit yang muncul di bangsal pernapasan. Akan tetapi, saat itu Duan tidak menghiraukan obrolan tersebut.

“Namun dengan semakin banyaknya berita yang datang, kami mulai menyadari bahwa ini adalah sesuatu yang berbeda dari penyakit infeksi sebelumnya,” kata Duan, melansir Reuters, Jumat, 18 Desember 2020.

Hanya dalam waktu sebulan, Fang menjadi salah satu orang pertama di dunia yang terjangkit virus yang kemudian dikenal sebagai COVID-19, virus yang telah menginfeksi lebih dari 74 juta orang di seluruh dunia dan membunuh lebih dari 1,5 juta nyawa.

Fang mungkin saja tertular virus COVID-19 di rumah sakit tempatnya bekerja. Tetapi, pasangan itu juga tinggal dekat kawasan Pasar Makanan Laut Grosir Huanan Wuhan, tempat yang diyakini sebagai asal muasal virus corona.

“Saat itu, sudah ada banyak pasien tapi tidak terdiagnosis. Itu sebabnya, kami masih belum tahu bagaimana dia bisa tertular,” sambungnya.

Pada 3 Februari, lebih dari 420 orang dilaporkan meninggal dunia karena virus COVID-19. Wuhan mulai mengumumkan ribuan kasus hadir setiap harinya dan periode lockdown pun ditetapkan.

“Saya akhirnya menyadari bahwa angka-angka tersebut bukan sekadar fakta dingin karena di antara 2,388 orang itu, salah satunya adalah pelindung keluarga (suami) kecil saya,”lanjut Duan.

Fang terbilang beruntung, mengingat 3,869 orang harus merenggang nyawa karena virus corona yang menyerang Wuhan. Ketika Fang masuk rumah sakit, dia mengalami demam tinggi, detak jantung istirahatnya lebih dari 100 detakan per menit, dan rontgen dadanya menyerupai kaca tanah. Duan tidak percaya dengan apa yang dialami suaminya kala itu.

“Tetapi pandemi ini tidak pernah membuat saya menangis. Saya selalu percaya bahwa kami akan melewati ini semua,” sambungnya.

Hari ini, sebagian besar Wuhan telah kembali normal. Kota tersebut belum melaporkan adanya kasus COVID-19 baru sejak Mei. Jalanan, bar, pasar basah, dan restoran mulai ramai dikunjungi.

Namun, bagi sejumlah keluarga pasien COVID-19, baik yang sembuh atau yang ditinggalkan, kenangan masa awal traumatis masih sulit untuk dilupakan.

“Hidup ini sebenarnya cukup singkat, dan hidup juga merupakan proses dengan banyak kejutan. Setiap hari yang damai dan tenang sebenarnya sangat berharga. Jadi, kami akan lebih menghargai waktu kami bersama di masa depan,” kata Duan.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Putusan MK Mengikat dan Final, Semua Pihak Harus Terima Lapang Dada

Mahkamah Konstitusi (MK) telah menyelesaikan sidang sengketa hasil pemilihan presiden dan wakil presiden 2024. Keputusan yang diambil oleh Mahkamah...
- Advertisement -

Baca berita yang ini