Begini Dua Cara Bentjok Bangkrutkan Jiwasraya Versi Dahlan Iskan

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Kejaksaan Agung sudah menetapkan pengusaha Benny Tjokrosaputro alias Bentjok sebagai tersangka dalam kasus dugaan korupsi Asuransi Jiwasraya. Mantan Menteri BUMN, Dahlan Iskan menduga cucu pendiri Batik Keris tersebut menggunakan dua instrumen yang bisa membuat kondisi keuangan asuransi plat merah tersebut hancur lebur yaitu medium term note dan jual-beli saham.

Menurut Dahlan, Bentjok merupakan orang yang lihai bermain-main dengan kedua instrumen tersebut meskipun harus menabrak hukum.

Dahlan yang mengenal betapai piawainya Bentjok bermain-main dengan uang besar sudah menghitung akibat hukum saat mengajukan medium term note atau surat utang jangka menengah.

Bentjok mengakui sudah menggunakan ratusan miliar rupiah uang Jiwasraya tetapi sudah dikembalikan dengan berbagai dokumen yang rapi agar terhindar dari jerat hukum.

Dahlan menduga direksi Jiwasraya mau meminjamkan uang besar karena diiming-imingi bunga yang besar pula oleh Bentjok.

“Kalau Anda menawarkan surat utang itu dengan bunga 12 persen tentu banyak yang mau,” ujar Dahlan yang dikutip Jumat 17 Januari 2020.

Sebab perbankan Indonesia sekarang hanya sanggup memberi bunga 5 sampai 6 persen kepada para pemilik uang.

Dari opsi surat utang tersebut Bentjok tampaknya bakal sulit dijerat hukum, menurut Dahlan, kecuali dia menyuap Direksi Jiwasraya untuk meminjamkan uangnya.

Selain surat utang jangka menengah, transaksi antara Jiwasraya dan Bentjok adalah melalui pasar modal yaitu perusahaan BUMN itu membeli saham Henson Internasional milik Benny,

Jiwasraya belanja saham Henson Internasional ketika harganya Rp 1.300 per lembar senilai Rp 760 miliar.

Meski banyak yang menilai harga itu kemahalan, nyatanya setahun setelah pembelian harga saham itu naik signifikan menjadi Rp 1.865 per lembar.

Menurut Dahlan, jika Jiwasraya menjual saham perusahaan Bentjok saat itu akan mengantongi untung lebih dari Rp 100 miliar.

Tetapi tidak dilakukan. Dahlan hanya menduga direksi asuransi tersebut ingin mengambil untung lebih besar lagi. Sayangnya, setelah itu nilai saham Henson justru terjun bebas sehingga valuasinya hanya tinggal Rp 50 per lembar saham. Tidak ada yang lebih rendah lagi.

Bukannya untung Rp 100 miliar, Jiwasraya justur buntung ratusan miliar rupiah karena dana investasinya hilang seketika.

Di situlah anehnya, menurut Dahlan, karena harga saham Henson bisa anjlok ribuan kali lipat hanya beberapa jam sebelum presiden berganti pada 2014.

Dahlan pun mengira-ngira, apakah mungkin utang yang dilunasi Bentjok tersebut digunakan Jiwasraya untuk membeli saham gorengannya? Maka Dahlan meminta masyarakat menunggu hasil penyidikan penegak hukum.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini