Anjuran Cuci Tangan Dengan Sabun di Seluruh Dunia Sebenarnya Dimulai 13 Tahun Lalu

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Menyuci tangan dengan sabun sebenarnya bukan baru digalakkan saat Pandemi Covid-19 sekarang. PBB sudah menyosialisasikannya 13 tahun lalu.

Salah satu tujuan kampanye itu adalah menurunya angka kematian untuk anak-anak di sekitar 2008 yang data waktu itu mencatat 5.000 balita meninggal di seluruh dunia setiap hari karena menderita diare.

Itu akibat mereka tidak memiliki akses pada air bersih dan fasilitas sanitasi serta pendidikan kesehatan.

Selanjutnya, pada 15 Oktober 2008, Kemitraan Cuci Tangan Global atau Global Handwashing Partnership (GHP) memelopori pencanangan Global Hand Washing Day yang pada akhirnya ditetapkan PBB pada setiap tanggal 15 Oktober.

Mengurangi diare bisa dilakukan dengan melakukan cuci tangan, yang menurut penelitian ampuh menekan angka kematian.

Hal yang dikerjakan adalah meningkatkan pembangunan fasilitas sanitasi di sekolah. Akses air bersih dan sanitasi merupakan dasar penting untuk kehidupan anak-anak di seluruh dunia yang dilihat dari segi kesehatan, kelangsungan hidup, dan rasa penghargaan pada diri mereka.

Untuk merealisasikan tujuan dalam mengedukasi pentingnya kebiasaan menyuci tangan pakai sabun di seluruh dunia, diperlukan cara-cara untuk memancing antusiasme masyarakat antara lain menggunakan tema-tema berbeda setiap tahun.

Seperti tahun 2019 bertema “Clean Hands for All.” Sedangkan 2021 ini, Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPSS) mengusung tema “Masa Depan Kita di Tangan Kita – Mari Beraksi Bersama untuk Membuat Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Nyata Bagi Semua.”

Maka, mari kita semua raji menyuci tangan dengan sabun. Bukan hanya untuk kepentingan pribadi atau dalam situasi pandemi saja, melainkan untuk menyelamatkan anak-anak di dunia dengan cara mengedukasi cuci tangan yang baik dan benar menggunakan sabun sejak dini. (Annisaa Rahmah)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini