Suyadi ‘Pak Raden’, Sosok di Balik Hari Dongeng Nasional

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Hari Dongeng Nasional diperingati setiap 28 November sejak tahun 2015. Peringatan ini dideklarasikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Tanggal 28 November dipilih sebagai Hari Dongeng Nasional karena bertepatan dengan hari kelahiran Suyadi atau yang dikenal sebagai Pak Raden. Pak Raden merupakan salah satu tokoh dalam serial boneka legendaris Si Unyil yang diciptakan Suyadi.

Suyadi lahir pada 1932 di Puger, Jember, Jawa Timur. Pemilik nama lengkap Raden Soejadi ini merupakan anak ketujuh dari sembilan bersaudara.

Sejak kecil, Suyadi sangat gemar menggambar dan menyaksikan film-film garapan Walt Disney. Kegemarannya itulah yang mengantar Suyadi masuk ke Jurusan Seni Rupa di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1952.

Selepas meraih gelar doktorandus (Drs), Suyadi mendapat program beasiswa studi bidang animasi di Paris, Perancis. Saat itu, belum ada pendidikan khusus animasi di Perancis sehingga Suyadi bergabung dengan Les Cineastes Associes, sebuah studio besar yang memproduksi iklan kartun di Eropa.

Suyadi hanya menghabiskan waktu beberapa bulan di Les Cineastes Associes sebelum pindah ke studio animasi yang lebih kecil, Les Films Martin Boschet, dan belajar di sana selama tiga tahun.

Sekembalinya ke Indonesia, Suyadi menjadi staf pengajar Jurusan Seni Rupa di ITB dan juga di Institut Kesenian Jakarta (IKJ) untuk menyalurkan ilmunya dalam dunia animasi. Ia juga menghasilkan beberapa animasi dongeng. Salah satu karyanya yang paling fenomenal adalah serial boneka Si Unyil.

Si Unyil muncul pada tahun 1980-an dan menjadi tayangan televisi yang sangat populer. Tokoh utama dalam serial Si Unyil adalah Pak Raden, karakter pria Jawa berkumis tebal yang mengenakan beskap hitam, blangkon, dan tongkat dengan pegangan mirip gagang payung. Tokoh yang digambarkan pemarah dan pelit ini senang memelihara burung perkutut dan memiliki bakat seni lukis. Suyadi sendiri yang menjadi pengisi suara Pak Raden.

Sebagaimana ditulis Gramedia, Suyadi menciptakan kurang lebih 300 boneka selama pembuatan serial Si Unyil. Tidak hanya itu, ia juga menjadi Art Director. Serial Si Unyil tayang di TVRI pertama kali pada 5 April 1981 dan dengan kesuksesannya telah mencapai 603 seri film boneka di tahun 1993.

Selain membuat film kartun, Suyadi juga seorang penulis buku anak. Puluhan judul buku anak sudah ditulisnya, seperti Pedagang Peci Kecurian dan Seribu Kucing untuk Kakek. Bahkan yang lebih mengagumkan, Suyadi membuat sendiri ilustrasi sampul dan cerita pada buku-buku yang ditulisnya.

Sejumlah penghargaan telah Suyadi terima atas karya-karyanya dari tahun 1970-an. Pria yang suka mendongeng untuk anak-anak ini telah dianugerahi penghargaan Ganesha Widya Jasa Utama atas jasa dan prestasinya yang menonjol sebagai pelopor Bidang Industri Kreatif Klaster Animasi dan Tokoh Animator tingkat nasional.

Seniman dengan segudang prestasi ini mengembuskan napas terakhirnya dalam usia 82 tahun. Suyadi meninggal akibat infeksi paru-paru sebelah kanan pada Jumat, 30 Oktober 2015.

Ditulis Noura Books dalam sebuah artikel, sebulan setelah kepergian Suyadi, Forum Pencinta Dongeng di Jakarta mendeklarasikan 28 November sebagai Hari Dongeng Nasional. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan secara resmi mengakui deklarasi tersebut.

Bukan hanya sekadar peringatan, namun Hari Dongeng Nasional merupakan bentuk penghormatan bagi Suyadi yang telah menjadi pelita untuk dongeng Indonesia. Kendati telah tiada, semangatnya untuk menghidupkan dongeng akan selalu menyala.

Reporter: Safira Ginanisa

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini