Siapa yang Menemukan Selandia Baru?

Baca Juga

MATA INDONESIA, WELLINGTON – Siapa sebenarnya yang menemukan Selandia Baru? Benarkah Abel Tasman, warga Belanda yang namanya kemudian menjadi nama pulau?

Setelah berabad-abad, dominasi sejarah berasal dari pandangan orang-orang Eropa. Sehingga tidak mengherankan jika butuh waktu lama untuk mengganti perspektif ini.  Dari perspektif Eropa, penemu Selandia Baru adalah Abel Tasman, navigator Belanda pada 13 Desember 1642. Padahal, sekelompok orang Polinesia yang pertama kali menetap di Selandia Baru antara 1250 dan 1300.

Selandia Baru terletak di bagian bawah Oseania, sebuah wilayah yang terdiri dari ribuan pulau yang tersebar di hamparan luas Samudra Pasifik. Sebelum orang-orang Eropa melakukan ekploasi dan mendiami wilayah tersebut, ternyata kepulauan ini sudah ada yang mendiami. Mereka adalah Suku Maori.

Kupe 

Menurut mitos Maori, Selandia Baru (Aotearoa dalam bahasa Maori) ditemukan oleh Kupe, seorang nelayan dan Rangatira (kepala suku) dari Hawaiki.

"<yoastmark

Area menangkap ikan Kupe sedang diganggu oleh seekor gurita, yang terus memakan semua umpan milik sukunya.

Kupe menyimpulkan bahwa gurita itu milik kepala suku lain, Muturangi. Ia meminta Muturangi untuk menghentikan hewan peliharaannya memakan umpan sukunya. Ketika Muturangi menolak, Kupe berjanji untuk membunuh binatang itu. Dia meninggalkan tanah kelahirannya dan mengejar binatang buas itu melintasi Samudra Pasifik.

Selama pengejaran ia menemukan Selandia Baru, tempat di mana mereka mendarat untuk memasok kembali keperluan pelayaran.

Pertempuran laut yang sengit dengan si Gurita terjadi di mulut Te Moana o Raukawa (Selat Cook), di mana Kupe akhirnya membunuh hewan peliharaan Muturangi.

Kupe mengelilingi Pulau Utara dan menamai banyak lokasi yang dia lewati. Ia bersumpah tidak akan pernah kembali ke tanah yang dia temukan.

Ketika dia kembali ke tanah asalnya, Kupe menggambarkan Selandia Baru sebagai tempat tanpa orang; “Saya tidak melihat siapa pun; yang saya lihat adalah kokako, tiwaiwaka, dan seekor weka (burung), bersiul di parit-parit; kokako mengoceh di punggung bukit, dan tiwaiwaka melayang di depan wajahku.”

Narasi ini dengan tegas menempatkan Kupe sebagai orang pertama yang menemukan Selandia Baru. Karena mitos berasal dari tradisi lisan, ada variasi pada cerita ini antara (suku) Maori Iwi yang berbeda.

Misalnya, ketika Kupe pertama kali tiba di Selandia Baru, di versi Ngati Kuri, dia salah menandai gunung Houhora dengan ikan pau. Sedangkan Ngati Kahu menyatakan bahwa arus memancing mengakibatkan Kupe mendarat di Pelabuhan Hokianga. Variasi itu bisa jadi karena suku-suku itu ingin menghubungkan diri mereka dengan Kupe.

Tahun kapan Kupe tiba di Selandia Baru masih menjadi perdebatan. Begitupun  tahun ‘orang-orang Suku Maori tiba di Pulau itu. Stephenson Percy Smith, seorang antropolog abad ke-20, menerjemahkan kisah yang berasal dari Hoani Te Whatahoro.

Dalam kisah ini, kedatangan Kupe terjadi pada tahun 750 dan armada besar yang bermigrasi tiba pada 1300.

Namun, sebuah studi pada 2010, dipimpin oleh Janet M. Wilmshurst dari Landcare Research Selandia Baru, mengambil sampel karbon dan menemukan bukti kolonisasi manusia antara sekitar 1230-1280.

Pada saat penelitian itu diterbitkan, Api Mahuika, seorang pemimpin suku Maori yang meninggal pada tahun 2015, mengatakan kepada Radio Selandia Baru bahwa penelitian ilmiah itu adalah sebuah kesimpulan akhir dan dia terus percaya pada tradisi lisan.

Tasman

Bagaimana dengan Abel Tasman? Pada 16 Agustus 1642, Tasman memimpin ekspedisi VOC dengan membawa dua kapal, yaitu Heemskerck dan Zeehan. Banyak hal yang Ia temui selama perjalanannya. Beberapa bulan setelah ia berlayar dari Batavia menuju ke selatan, Ia berhasil menemukan sebuah pulau.

Tasman tidak mau langsung mendarat. Ia khawatir bertemu dengan suku lokal yang akan menyerang ia dan pasukannya. Sehingga Ia butuh menghabiskan waktu seminggu untuk menemukan tempat yang cocok untuk mendarat.

Setelah berhasil mendarat di pulau tersebut, Tasman beserta awak kapalnya menjelajah pulau tersebut. Mereka menemukan tanaman lokal untuk makanan mereka. Ia juga menancapkan bendera Belanda di pulau tersebut. Pulau dengan luas 22.000 Km2 itu diberi nama Van Diemen’s Land. Karena tidak menemukan suku lokal di pulau tersebut, Tasman melanjutkan perjalanan mereka.

Ia lanjut berlayar ke arah Utara. Namun karena angin yang kencang, kapalnya terbawa ke arah Timur. Ketidaksengajaan saat itu menguntungkan. Kapalnya terbawa angin ke arah Timur dan Tasman malah sampai di bagian selatan pulau Selandia Baru. Itu menjadikannya orang pertama yang menemukan pulau tersebut.

Dan benar, di pulau ini mereka bertemu dengan Suku Maori. Mereka berperang dan 4 awak kapalnya harus meninggal karena terbunuh. Akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke kapal dan melanjutkan perjalanan mereka ke Utara.

Saat perjalanan kembali ke Batavia mereka menemukan pulau-pulau baru seperti Kepulauan Tonga, Kepulauan Fiji, dan New Guinea sampai akhirnya pada 15 Juni 1643 Ia kembali ke Batavia. Setahun kemudian Tasman kembali bertugas untuk melakukan pemetaan. Ia kembali berlayar membawa 3 kapal kali ini, yaitu Limmen, Zeemeeuw, dan Tender Break. Pelayaran kali ini di sepanjang barat New Guinea dan pantai utara Australia. Dalam pelayaran ini sebagian pantai Australia Utara berhasil dipetakan untuk pertama kalinya. Pada 1644 Tasman kembali ke Batavia.

VOC kurang suka dengan kegagalan Tasman dalam 2 kali ekpedisi ini. Ia tidak menemukan daerah yang menjanjikan untuk perdagangan. Namun Peran Tasman dalam pemetaan sangat penting. Terbukti pada 4 Mei 1645 Tasman menjadi anggota Dewan Kehakiman Batavia.

Beberapa Tahun sebelum kematiannya, Tasman habiskan dengan melakukan pelayaran. Pada tahun 1659, Tasman meninggal karena sakit. Uniknya, setelah ia meninggal Van Diemen’s Land berubah nama menjadi Tasmania untuk menghormatinya.

Reporter: Desmonth Redemptus Flores So.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini