Mengenang 99 Tahun Penemuan Makam Firaun Tutankhamun, Benarkah Memiliki Kutukan?

Baca Juga

MATA INDONESIA, KAIRO – Pada 26 November 1922 dunia gempar dengan penemuan makam Firaun Tutankhamun, oleh dua pria berkebangsaan Inggris, Horward Carter dan Lord Carnarvon.

Keduanya menjadi orang pertama yang berhasil masuk ke dalam makam Firaun Tutankhamun, yang terkubur lebih dari 3.000 tahun di Lembah Para Raja (Valley of the King).

Seperti kita ketahui, tidak semua Raja-Raja Mesir mendapat julukan Firaun. Dan hanya Raja-Raja yang mendapat julukan Firaun saja yang jasadnya ada di Lembah Para Raja.

Penemuan makam Firaun Tutankhamun menjadi penemuan penting karena menjadi sumber pengetahuan baru seputar sejarah Raja Mesir.

Awal mulanya, Carnarvon seorang bangsawan Inggris yang memiliki ketertarikan terhadap ilmu Mesir kuno, bertemu dengan Howard Carter, seorang arkeolog brilian yang telah memimpin sejumlah penggalian di Thebes (sekarang Luxor).

Setelah pertemuan tersebut, Carnarvon pun menjadi sponsor untuk penggalian makam raja-raja yang ada di Thebes. Salah satunya adalah penggalian makam Firaun Tutankhamun. Ia mempekerjakan Carter untuk mengawasi penggalian baru tahun 1907.

Empat tahun kemudian, saat sebagian besar ahli sudah putus asa untuk mengungkap hal misterius yang tersisa di makam raja-raja, Carter dan Carnarvon masih memiliki semangat dan keyakinan bahwa makam Firaun Tutankhamun masih ada.

Kerumunan orang menjejali pintu masuk makam firaun Tutankhamun di Thebes pada 1923 (GRIFFITH INSTITUTE)
Kerumunan orang menjejali pintu masuk makam firaun Tutankhamun di Thebes pada 1923 (GRIFFITH INSTITUTE)

Sebagai sponsor, Carnarvon terus menerus membiayai penggalian tim Carter. Pembiayaan memang sempat terhenti saat perang dunia I, namun usai perang Dunia I Carnarvon kembali membiayai penggalian lantaran masih belum puas.

Pada 4 November 1922, tim penggalian Carter menemukan tangga menuju makam Firaun Tutankhamun di Lembah Para Raja. Makam Firaun Tutankhamun menjadi makam Firaun yang paling utuh. Hampir belum pernah tersentuh oleh manusia. Tak menunggu waktu lama, tim penggalian Carter segera memberitahu Carnarvon.

Sekitar empat minggu kemudian, tepatnya pada 26 November 1922, Carter, Carnarvon, dan timnya membuat lubang kecil pada makam agar dapat melihat bagian dalam makam. Dengan bantuan lilin, Carter melihat banyak sekali harta di dalam makam tersebut.

Penggalian oleh Carter (sedang berjongkok) saat masuk ke Makam Tutankhamun
Penggalian oleh Carter (sedang berjongkok) saat masuk ke Makam Tutankhamu

Di sana terdapat patung, senjata, pakaian, perabotan, dan benda-benda lainnya milik Firaun Tutankhamun. Dan yang paling penting, terdapat sarfokagus batu yang berisi tiga peti mati. Salah satu dari peti mati itu adalah peti mati yang berisi jasad Firaun Tutankhamun.

Saat ini, sebagian besar harta yang ada di makam Firaun Tutankhamun tersimpan di Museum Kairo.

Kutukan?

Menurut mitos yang beredar, makam Firaun memiliki sisi mistik. Jika seseorang yang pernah memasuki makam atau terlbat dalam penemuan makam Firaun akan mendapatkan kutukan, seperti sial, luka, penyakit, hingga kematian.

Ada mitos yang berkembang, kutukan itu bertujuan sebagai bentuk penjagaan terhadap makam para Firaun, agar tidak ada yang merusak dan merampok makam.

Seperti pengalaman Carter, Carnarvon, beserta tim penggaliannya. Banyak yang beranggapan bahwa kematian misterius mereka usai penggalian makam Firaun Tutankhamun karena kutukan.

Carnarvon, selaku sponsorship penggalian, menjadi orang pertama dalam timnya yang meninggal setelah beberapa bulan penemuan makam Firauan Tutankhamun. Ia meninggal karena gigitan nyamuk yang terinfeksi. Bahkan, saudara tirinya juga terseret ke dalam kutukan karena meninggal tidak wajar. Padahal ia tidak pernah mengunjungi makam.

Kemudian, banyak yang menduga bahwa tim penggalian Carter dan Carnarvon yang lain bunuh diri lantaran putus asa terhadap desas-desus kutukan tersebut.

Sementara, Carter menjadi orang terakhir yang meninggal di dalam timnya. Ia meninggal di London pada 2 Maret 1939 karena penyakit Limfoma, sejenis kanker.

Beberapa ahli mencari penjelasan secara ilmiah mengenai kebenaran kutukan tersebut terhadap kematian misterius yang terjadi pada Carter, Carnarvon, beserta timnya.

Mereka berpendapat bahwa kematian misterius ini bukan disebabkan karena kutukan, melainkan karena racun yang ada di dalam makam Firaun Tutakhamun. Dinding makam tersebut terbalut oleh bakteri yang dapat menyerang sistem pernapasan. Selain itu, beberapa mumi di sana juga terbukti membawa spesies jamur beracun.

Bakteri-bakteri ini muncul dari berbagai makanan yang ada di dalam makam. Makanan tersebut menjadi bekal untuk menemani perjalanan Firaun ke akhirat. Tertimbun selama ribuan tahun, membuat makanan tersebut dihinggapi serangga dan bakteri-bakteri. Inilah yang menjadi sumber penyakit, bahkan dapat menyebabkan kematian.

Reporter: Intan Nadhira Safitri

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini