Home Kisah Kisah Penulis The Lord of The Rings, J R R Tolkien

Kisah Penulis The Lord of The Rings, J R R Tolkien

0
533
JRR Tolkien
JRR Tolkien

MATA INDONESIA, JAKARTA – John Ronald Reuel Tolkien merupakan seorang sarjana Bahasa Inggris dengan spesialisasi dalam Bahasa Inggris Kuno dan Pertengahan.

Ia merupakan Profesor Anglo-Saxon (Inggris Kuno) di Universitas Oxford. Selain itu, ia juga seorang penulis, karyanya yang paling terkenal adalah The Hobbit (1937) dan The Lord of the Rings (1954-1955).

Tolkien lahir di Bloemfontein, Afrika Selatan pada tanggal 3 Januari 1892. Di usianya yang menginjak empat tahun, Arthur Tolkien, ayahnya meninggal dunia. Ini membuat Toklien bersama dengan Mabel Tolkien, ibunya dan adik laki-lakinya pindah ke Birmingham, Inggris.

Pada tahun 1900, Mabel memutuskan untuk memeluk agama Katolik Roma. Keyakinan ini juga dianut oleh Tolkien dan menjadikannya sebagai umat yang taat. Pada tahun 19004, Mabel meninggal dunia karena penyakit diebetes.
Kematian kedua orang tuanya menjadikannya sebagai seorang yatim piatu. Di usianya yang ke-16, Tolkien jatuh cinta dengan Edith Bratt, seroang anak yatim piatu lainnya. Meski begitu, Pastor Francis Morgan, walinya meminta Tolkien untuk tidak menemui Bratt hingga ulang tahunnya yang ke-21.

Tolkien memperoleh beasiswa dari Universitas Oxford pada tahun 1911. Di sana, ia belajar tentang Bahasa dan Sastra Inggris. Ketika berusia 21 tahun, Tolkiem menghubungi Bratt dan memulai kembali kisah cinta mereka.

Pada tahun 1915, Tolkien merampungkan studinya dan mampu mencapai nilai tertinggi. Hingga, pada tanggal 22 Maret 1916, ia dan Bratt memutuskan untuk menikah. Tolkien berada di Oxford ketika Perang Dunia I terjadi. Ia selamat dari Pertempuran Somee, salah satu pertempuran paling keras di Perang Dunia I, dan memutuskan untuk kembali ke Inggris.

Pekerjaan pertama yang ia dapat adalah meneliti asal kata untuk Oxford English Dictionary. Pada tahun 1924, ia ditunjuk oleh Universitas Leeds menjadi Profesor. Namun, setahun kemudian ia kembali ke Universitas Oxford sebagai Profesor Anglo-Saxon di usianya yang terbilang masih muda, yaitu 33 tahun.

Tolkien merupakan pengajar yang baik. Bahkan, pendapatnya mengenai buku berjudul Beowulf, menjadi sebuah legenda. Pada tahun 1945, ia diangkat menjadi Profesor Bahasa dan Sastra Inggis di Oxford. Jabatan ini diembannya hingga pensiun.

Bersama Bratt, Tolkien dianugerahi empat orang anak. Mereka bernama John, Michael, Christopher, dan Priscilla. Keluarga ini tinggal di Oxford.

Saat dewasa, John masuk dalam akademi kependetaan, sedangkan Michael dan Christopher ditugaskan dalam Perang Dunia II dan kemudian menjadi seorang pendidik. Priscilla menjadi seorang pekerja sosial. Christopher mengikuti jejak ayahnya sebagai seorang dosen, ia juga yang bertanggung jawab dalam karya-karya Tolkien.

Tolkien menikmati kehidupan sosial bersama rekan-rekannya di universitas dengan mendirikan klub yang bernama Inklings. Para anggota Inklings sering bertemu untuk berdiskusi terkait dengan penulisan atau sekadar untuk minum bir di bar lokal.

Anggota klub ini banyak yang berprofesi sebagai penulis, salah satunya C.S Lewis, penulis The Chronicles of Narnia. Selama bertahun-tahun, mereka berkumpul setidaknya seminggu sekali untuk membaca literatur favorit mereka.

Sejak kecil, Tolkien memang memiliki imajinasi yang sangat baik. Saat itu, ia dan Hilary, saudaranya akan bermain untuk menaklukan naga yang jahat. Beranjak remaja, Tolkien mencoba untuk menulis puisi dan menerbitkan beberapa bagiannya.

Kepulangan nya dari perang, menambah inspirasi Tolkien dalam menulis cerita, puisi, dan lagu yang berhubungan dengan sejarah dan legenda para elf. Setelah memiliki anak, Tolkien sangat antusias bercerita kepada mereka tentang apa yang ia tulis.

Kemudian, ketika ia sedang menilai ujian mahasiswanya, Tolkien menulis di halaman kosong dan kalimat itu menjadi pembuka yang paling terkenal dalam literatur inggris. “Di dalam lubang tanah, hiduplah sebuah hobbit”.

Rumah kediaman JRR Tolkien
Rumah kediaman JRR Tolkien

Untuk menjawab siapa itu hobbit, Tolkien Menyusun kisah tentang Biblo Baggins, hobbit kecil yang bertualang besama dengan cincin ajaib. Pada tahun 1937, cerita itu diterbitkan oleh Allen dan Unwin sebagai The Hobbit.

The Hobbit menjadi buku anak-anak yang sukses pada saat itu dan menerima ulasan yang baik pula. Hal ini, membuat penerbit meminta sekuel kelanjutan dari The Hobbit. Butuh 17 tahun bagi Tolkien untuk menggarap sekuel berikutnya.

Meski memakan waktu yang lama, kisah yang ditulis oleh Tolkien bukan lah kisah anak-anak yang menyenangkan lagi. Cerita itu berubah menjadi kisah epic perjuangan heroik melawan kejahatan, tebal buku itu pun mencapai lebih dari serubu halaman.

Pada tanggal 2 September 1973, Tolkien menghembuskan nafas terakhirnya diusianya yang ke-73 tahun. Meski sudah meninggal 47 tahun silam, karya-karyanya masih mendapat sanjungan dari para pembaca.

Reporter: Diani Ratna Utami

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here