KHR As’ad Syamsul Arifin, Ulama NU dari Situbondo yang Berperan dalam Menumpas G30S

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Gerakan 30 September atau yang dikenal dengan G30S  menjadi bagian dari sejarah kelam bagi bangsa Indonesia. Melalui gerakan ini, Partai Komunis Indonesia (PKI) melakukan pembantaian besar-besaran.

Sebangaimana diketahui, PKI merupakan partai terbesar – pasca Indonesia merdeka, setelah Masyumi, Partai Nasional Indonesia (PNI), dan partai Nahdlatul Ulama (NU).

Pembunuhan dan penangkapan terjadi terhadap para tokoh penting, seperti para ulama, santri, bahkan para pemimpin partai Islam Indonesia oleh pihak PKI. Terdapat ribuan nyawa umat Islam termasuk para ulama NU yang menjadi korban pembunuhan.

Pada masa itu, masyarakat mengalami ketakutan dan tidak mengerti apa yang terjadi, sehingga tak sedikit masyarakat yang berkumpul di pesantren untuk mencari keselamatan dan meminta semacam ijazah atau bekal hidup dari para Kiai.

Peran ulama dan Kiai sangat menonjol saat itu. Mereka menggabungkan umat Islam dan Masyumi untuk melakukan perlawanan.

Peran para ulama juga sangat penting dalam menumpas gerakan 30 September. Salah satunya adalah KHR As’ad Syamsul Arifin, seorang ulama dan pahlawan nasional yang membesarkan Pondok Pesantren Saladiyah Syadiiyah Sukorejo, Situbondo.

Kala itu, Situbondo dilanda gerakan sepihak PKI. Sebagai ulama senior yang menjabat Syuriah NU Cabang Situbondo, Kiai As’ad selalu melakukan komunikasi dengan pihak yang ada di Jakarta untuk mendapatkan konfirmasi yang valid terkait dengan situasi politik nasional.

Pada peristiwa G30S, hampir seluruh ulama NU di penjuru Indonesia menjadi rujukan dan ilegitimasi bagi penumpasan PKI, termasuk Kiai As’ad. Peran beliau ketika itu sangat menentukan sebab, hampir semua gerakan penumpasan baik oleh ABRI maupun gerakan anti-PKI mendapat konfirmasi dari Kiai As’ad.

Reporter: Sheila Permatasari

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Flu Singapura Tak Ditemukan di Bantul, Dinkes Tetap Waspadai Gejala yang Muncul

Mata Indonesia, Bantul - Dinkes Kabupaten Bantul menyatakan bahwa hingga akhir April 2024 kemarin, belum terdapat kasus flu Singapura yang teridentifikasi. Namun, Dinkes Bantul tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. "Kami belum menerima laporan terkait kasus flu Singapura di Bantul. Kami berharap tidak ada," ujar Agus Tri Widiyantara, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Sabtu 4 Mei 2024.
- Advertisement -

Baca berita yang ini