Julius Caesar, Penguasa yang Dituduh Homo Sepanjang Hidupnya

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Julius Caesar boleh jadi adalah salah satu penguasa dengan wilayah taklukkan yang sangat luas, dan menjadi tokoh besar legendaris dalam sejarah dunia. Namun, sang jenderal Romawi ini tak lepas dari kontroversi sepanjang hidupnya.

Lahir pada 13 Juli 100SM dengan nama asli Gayus, Julius Caesar menjadi buah bibir, bahkan di kalangan prajuritnya sendiri. Meski memiliki istri cantik dan nikah berkali-kali dengan berbagai wanita, Caesar dirumorkan memiliki penyimpangan seksual. Ia diduga menyukai sesama jenis.

Pada saat penaklukkan Galia, yang saat ini disebut Prancis, para prajurit terang-terangan menyanyikan sebuah lirik, “Caesar menundukkan Galia, tapi Nicomedes menundukkan Caesar.”

Nicomedes IV adalah raja Bithynia yang berkuasa hingga 74SM. Ia digosipkan sebagai teman seranjang Julius Caesar semasa mudanya.

Dari antero Bithynia hingga Romawi, keduanya dikenal begitu intim dalam kehidupan sehari-hari. Julius Caesar boleh jadi seorang pemimpin bagi Roma, namun ia diejek sebagai Ratu Caesar oleh musuh-musuh politiknya, karena hubungan gelap terlarang dengan Nicomedes.

Ketika kekuasaan Caesar semakin kuat, gosip-gosip tak sedap ini tidak pernah surut. Caesar selalu menyangkal seumur hidupnya, bahwa ia sama sekali tak melakukan hubungan sesama jenis dengan Nicomedes. Bahkan, ia menyatakan penyangkalan di bawah sumpah suci, berdasarkan kisah dari sejarawan masa lampau, Cassius Dio.

Bukan hanya dengan Nicomedes IV, Julius Caesar namanya pernah dicatut dalam sebuah puisi gubahan penyair Romawi ternama, Gaius Valerius Catullus. Puisi itu berisikan kisah cinta Caesar dengan seorang insinyur bernama Mamurra.

Caesar terus dihantui isu tak sedap ini. Bahkan, sebelum ia dibunuh, salah satu jenderal kepercayaannya yakni Markus Antonius atau Mark Anthony menuduhnya mengadopsi seorang anak, yakni Oktavianus, sebagai pelampiasan kebutuhan seksualitas sesama jenis.

Oktavianus Augustus kemudian menjadi Kaisar Romawi pertama yang berhasil menyatukan negaranya setelah perang saudara yang panjang.

Sementara Julius Caesar mati mengenaskan dibunuh oleh Marcus Junius Brutus dan ditusuk oleh beberapa senator Romawi pada 14 Maret 44SM. Kematiannya memicu perang saudara dan mengakhiri Republik Romawi, serta memulai peradaban baru dengan sistem kekaisaran.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Semua Pihak Perlu Bersinergi Wujudkan Pilkada Damai

Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan momen penting dalam kehidupan demokrasi di Indonesia. Pilkada tidak hanya sekadar agenda politik,...
- Advertisement -

Baca berita yang ini