Ini Kisah Mata Hari, Penari Jawa yang Dihukum Mati di Eropa Karena Jadi Mata-Mata

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pada tahun 1917, hidup seorang penari Jawa berkebangsaan Belanda yang dijuluki Mata Hari, namun harus mengakhiri hidupnya dengan tragis di hadapan 15 anggota regu tembak.

Nama lengkapnya adalah Margaretha Geertruida Zelle. Dia lahir di Leeuwarden, Friesland, Belanda pada 7 Agustus 1876.

Setelah gagal menjadi guru taman kanak-kanak Margaretha menikah dengan seorang prajurit angkatan laut Belanda bernama Kapten Rudolf Macleod pada tahun 1895. Lalu, mereka pindah ke tanah jajahan Hindia Belanda, sekarang menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Di tanah jajahan itu, Margaretha belajar tarian-tarian Jawa hingga menjadi salah satu penari elit di Semarang, Jawa Tengah. Jejak peninggalannya tergambar dalam lukisan kaca di Gedung Marabunta Semarang.

Sayangnya, kehidupan yang manis harus hancur, ia berpisah dengan suami. Setelah mengalami perceraian, ia pergi ke Paris di tahun 1905.

Kepiawaiannya menari Jawa membuat Margaretha dengan cepat terkenal menjadi penari yang penuh inspirasi dari Asia di Eropa.

Dia pun menjadi sering mengelilingi Eropa untuk menari. Selama di Eropa itu dia sering mengungkapkan kepiawaiannya melenggak-lenggokkan tubuhnya membawakan tarian kuno berkat ajaran seorang pendeta Jawa.

Dari sang pendeta itu lah, Margaretha diberi nama Mata Hari yang berarti mata hari ini atau matahari terbit dalam bahasa Melayu.

Dilansir dari nationalgeographic, di tahun 1905, Mata Hari menampilkan tarian dengan kostum transparan dan terbuka di sebuah pertunjukkan panggung sosial, Musée Guimet, Prancis yang dihadiri 600 undangan elit kaya ibukota.

Singkat kata Jerman yang saat itu dipimpin Adolf Hitler tertarik dengan Mata Hari untuk dijadikan agen spionase agar negara tersebut bisa memenangkan Perang Dunia I.

Jerman memberikan kode untuk Mata Hari dengan “H21.” Setelah itu, tawaran menari di berbagai tempat pun mengalir.

Kesempatan itu dia gunakan untuk mengumpulkan informasi bagi kepentingan Jerman. Sebab, Mata Hari sosok yang mudah bergaul dengan siapa saja sehingga tidak sulit melakukan tugas sebagai agen spionase.

Namun, karir Mata Hari sebagai spionase harus berhenti pada Februari 1917. Aparat Prancis mengetahui kegiatannya dan perempuan itu dijebloskan ke Penjara St. Lazare di Paris.

Saat persidangan militer, ia dituduh mengungkapkan rincian tank baru yang mengakibatkan ribuan tentara Sekutu tewas. Prancis menganggapnya sebagai mata-mata wanita terhebat pada abad itu.

Mata Hari pun dinyatakan bersalah dan dihukum mati pada 15 Oktober di hadapan regu tembak di Vincennes, Prancis yang terdiri dari 15 orang.(Annisaa Rahmah)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Tindakan OPM Semakin Keji, Negara Tegaskan Tidak Akan Kalah Lawan Pemberontak

Organisasi Papua Merdeka (OPM) banyak melancarkan aksi kekejaman yang semakin keji. Maka dari itu, negara harus tegas untuk tidak...
- Advertisement -

Baca berita yang ini