Akhir Perjalanan Sosialita Tajir Memilih Hidup Sederhana Jadi Biarawati

Baca Juga

MATA INDONESIA, BOSTON – Jarang ada orang yang memilih hidup sederhana dan jauh dari hiruk pikuk dunia. Salah satu orang yang berani memilih hidup seperti ini adalah Mary Joseph.

Ia adalah biarawati asal Amerika Serikat yang telah meninggal dunia pada usia 92 tahun. Mary Joseph sangat dihormati karena sudah menempati biara selama lebih dari tiga dekade. Namun siapa sangka, sebelumnya ia lebih dikenal sebagai Ann Russel Miller, seorang sosialita tajir dari San Fransisco yang gemar sekali menggelar pesta.

Bahkan, ibu dari sepuluh anak itu rutin menonton pertujunkan opera dengan harga yang fantastis. Lahir pada 1928, Ann kecil mempunyai mimpi menjadi seorang biarawati. Sayang, mimpinya itu tertunda setelah menjalin hubungan dengan pria bernama Richard Miller, seorang wakil presiden Pacific Gas and Electric.

Dan benar saja, hubungan mereka berlanjut ke jenjang yang lebih serius. Saat itu usia dari Ann Russel Miller baru menginjak 20 tahun. Mark Miller, salah satu anak bontotnya mengatakan bahwa dirinya memiliki banyak sekali saudara kandung. ”Pada usia 27 tahun, ia punya lima anak. Tidak lama kemudian, dia punya lima anak lagi, seperti tim bola basket yang masing masing terdiri dari laki laki dan perempuan,” kata Mark Miller.

Ann Russel Miller dan Suaminya Richard Miller
Ann Russel Miller dan Suaminya Richard Miller

Tidak sampai disitu, ia menambahkan bahwa semasa hidupnya sang ibu layaknya seorang anak muda yang baru mengenal dunia luar. ”Dia punya begitu banyak teman. Dia merokok, minum minuman beralkohol, hobi bermain kartu hingga mejadi penyelam di perairan terbuka,” kata Miller menceritakan sosok ibunya.

Sebagai anak bungsu yang manja pada ibunya, Miller selalu khawatir jika berkendaraan dengan ibunya. Ann Russel selalu ngebut di jalan dan tak pernah takut akan mengalami kecelakaan. ” Dia mengemudi dengan cepat dan ugal ugalan sehingga membuat banyak sekali orang yang mengalami nyeri pada kakinya,”kata Mark Miller. Beruntung tidak lama kemudian, ibunya berhasil berhenti merokok dan mengonsumsi alkohol. Sedikit demi sedikit cara itu mampu menyelamatkan jiwannya.

Ann hidup dengan kemewahan. Ia membesarkan anaknya di rumah yang mewah, megah dan menghadap Teluk Fransisco. Ann juga masih suka mengajak teman temannya untuk bermain ski dan menjelajah menggunakan kapal pesiar di Mediterania. Bahkan, ia juga menyempatkan untuk melakukan penggalian arkeologi.

Menurut Miller, Ann punya jiwa sosial yang tinggi. Ia adalah salah satu dari 22 anggota sosialita dunia yang mendonasikan uangnya untuk mahasiswa berbakat, tunawisma, dan Gereja Katolik Roma. Sayang, pada tahun 1984 suaminya meninggal dunia karena penyakit kanker.

Sejak saat itulah ia kembali merajut cita citanya sewaktu kecil dengan bergabung ke salah satu ordo birawati paling ketat sedunia.

Benar saja, lima tahun kemudian dia memberikan segalanya termasuk hidupnya. Saat itu ia memilih bergabung dengan ordo Susteran Santa Maria dari Gunung Karmel di Des Plaines, Lilinois. Diketahui, Susteran Karmel merupakan salah satu ordo yang tertutup dan masuk golongan pertapa. Sebagian besar hidup mereka dihabiskan dalam kesunyian.

Adapun beberapa aturannya yakni mereka tidak boleh meninggalkan biara, kecuali dalam keadaan mendesak seperti pergi ke dokter. Kemudian, para birawati hanya boleh bicara untuk hal hal penting saja, dan menyisakan lebih banyak waktunya untuk kontemlasi dan berdoa.

Mark Miller mengatakan bahwa sang ibu saat itu belum beradaptasi dengan baik. ”Sang ibu tidak seperti birawati pada umumnnya. Dia tidak bernyanyi dengan baik, dia juga sering terlambat untuk mengerjakan kewajibannya di sekitar biara. Bahkan, ia dengan segaja melempar tongkat kearah anjing yang sebenernya itu tidak diizinkan,” kata Mark Miller.

Ia juga menambahkan bahwa sejak ibunya bergabung dengan biara, waktu untuk bertemu sangat sulit. ”Sejak dia bergabung di biara, saya hanya melihatnya dua kali dalam 33 tahun ini. Ketika berkunjung, anda tak boleh berpelukan atau bersentuhan. Anda akan dipisahkan oleh jeruji besi yang tebal,”kata Mark Miller. Bahkan, Ann tidak pernah bertemu dengan cucu cucunya. Walau memiliki belasan cicit, ia hanya bisa melihat tanpa ada satupun yang dipeluk olehnya.

Kehidupannya di dalam biara tidak bisa dikatakan enak, Ann hanya tidur di papan kayu yang dilapisi dengan kasur tipis. Kamarnya pun berbentuk seperti sel, tidak mengenakan bukan? Terlebih pada sore hari dia menggunakan sandal bewarna coklat yang sangat kasar. Tentu hal ini sangat berbeda jauh dengan hidupnya yang pernah menggunakan kain sutra, syal Hermes, dan sepatu Versace.

Menariknya, sehari sebelum dirinya bergabung dengan biara tersebut, ia merayakan ulang tahun ke 61nya di Hotel Hilton. Ia mengundang 800 tamu untuk menyampaikan salam perpisahan kepada teman dan keluargannya. Mereka makan makanan laut yang mahal, mendengarkan pertunjukan musik okestra.

Saat itu, Ann mengenakan mahkota bunga dan mengikat balon terbang pada tubuhnya sambil berkata “ini lah saya” . Ia juga berkata kepada tamu undangan bahwa dia telah menghabiskan 30 tahun pertamanya untuk diri sendiri, 30 tahun berikutnya untuk anak anak. Dan 30 tahun kedepan dia dedikasikan hanya untuk Tuhan. Benar aja, keesokan harinya ia terbang ke Chicago untuk hidup di sebuah biara sebagai Suster Mary Joseph.

Pencarian dan perjalanan terakhir Ann berakhir di biara. Pada 5 Juni 2021, Ann meninggal dunia. Mark Miller meski jarang bertemu ibunya mengaku dia merasa kehilangan.  ”Hubungan kami sangat pelik. Dia lahir di era 1920-an dan meninggal di era 2000an. Dia adalah Ann Russell Miller, Suster Mary Joseph dari Trinitas OCD. Saya berharap, dia akan menyampaikan salam saya kepada ayah,” kata Mark Miller.

Reporter : R Al Redho Radja S

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini