Sulit Tidur Selama Pandemi, Hati-Hati Coronasomnia!

Baca Juga

MATA INDONESIA, JAKARTA – Pandemi Covid-19 telah dimulai hampir satu tahun, dan ternyata pandemi ini berdampak pada kualitas tidur seseorang. Orang-orang yang mengalami tekanan selama masa pandemi akan berakibat sulitnya seseorang untuk tidur nyenyak bahkan tidak bisa tidur.

Pada masa pandemi ini, stres yang terjadi akibat perubahan besar dalam hidup seseorang dan penurunan aktivitas membawa dampak insomnia. Masalah tidur yang berhubungan dengan pandemi akibat dari ketidakpastian dan informasi terus menerus yang kita peroleh terkait Covid-19 membuat para ahli memunculkan istilah baru, yaitu coronasomnia.

Studi yang dilakukan oleh Universitas Southampton di Inggris pada Agustus 2020 mengklaim bahwa jumlah orang yang mengalami insomnia meningkat dari yang sebelumnya hanya satu dari enam orang menjadi satu dari empat orang. Di Cina pun terjadi peningkatan penderita insomnia dari 14,6 persen menjadi 20 persen selama puncak lockdown.

Masalah dari kehidupan baru selama pandemi ini dapat berdampak serius pada kesehatan dn produktivitas kita. Sebab, terus menerus mengalami insomnia dapat menyebabkan obesitas, kecemasan, depresi, penyakit kardiovaskular, diabetes, dan lainnya. Tidur yang kurang dari tujuh jam bisa dikategorikan sebagai definisi dari kurang tidur. Hal itu dapat membuat seseorang mudah melakukan kesalahan dalam aktivitas sehari-harinya akibat konsentrasi yang berkurang. Selain itu, kurang tidur juga dapat memengaruhi suasana hati kamu.

Biasanya kita telah mempunyai rutinitas alamiah yang sudah disesuaikan oleh tubuh kita dalam jangka waktu yang panjang, tetapi karena bekerja jarak jauh rutinitas yang berubah membuat tubuh kita tidak terbiasa dan malah mengganggu tubuh kita. Selama kamu bekerja dari rumah, tidak menutup kemungkinan kalau kamu kurang berolahraga dan sedikit terpapar cahaya, dua hal itu dapat berpengaruh pada kualitas tidur.

Banyak dari kita mengalami masalah kesehatan mental yang dapat menyebabkan insomnia, karena masa pandemi ini membuat kita sulit untuk berkumpul bersama teman untuk menghilangkan stress. Awalnya orang-orang masih sanggup untuk melewati stres saat pandemi baru dimulai, namun karena pandemi ini terus berlanjut hingga sekarang banyak orang tidak lagi sanggup mengatasi tekanan mentalnya.

Masalah tidur yang diderita oleh orang-orang mungkin akan betahan lama karena selama pandemi, akses obat dan bantuan medis cenderung sulit. Petugas kesehatan juga kebanyakan mengalami hal serupa selama masa pandemi. Bulan desember 2020, Universitas Ottawa menganalisis 55 studi global pada 190.000 lebih peserta untuk menghitung kasus indomnia, depresi, kecemasan, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD) sejak awal pandemi. Hasilnya, semua gangguan itu meningkat 15 persen pada petugas kesehatan, sedangkan 24 persen untuk penderita insomnia secara global.

Umumnya, setiap kali orang mengalami trauma dalam suatu keadaan seperti Covid-19, bencana alam, atau sesuatu yang lebih individual, mereka dapat mengalami insomnia secara terus-menerus dibarengi dengan PTSD.

Cara Mengatasinya

Tidak ada pengobatan yang cepat untuk insomnia, sebab sulit untuk menghentikan suatu kebiasaan yang telah terbentuk. Terapi perilaku kognitif untuk insomnia adalah pengobatan yang paling umum, kamu tidak boleh merokok atau minum alkohol sebelum tidur serta membiasakan diri untuk melatih otak untuk membuat tempat tidur terlihat hanya sebagai tempat untuk tidur dan tidak bekerja di atas tempat tidur seperti tidak menggunakan laptop di tempat tidur, hal itu dapat membuat otakmu mengaitkan tempat tidur dengan pekerjaan.

Kamu juga bisa mencoba cara lain, seperti membatasi membaca berita tentang Covid-19 agar kamu terhindar dari gangguan kecemasan dan membuat kamu terjaga hingga malam hari. Jangan juga menggunakan ponsel sebagai alarm, radiasi yang dipancarkan oleh ponsel sangat buruk untuk kualitas tidur kamu.

Reporter : Anggita Ayu Pratiwi

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Berita Terbaru

Pilkada Damai Membutuhkan Keterlibatan Semua Pihak

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) adalah salah satu momen krusial dalam agenda demokrasi Indonesia yang membutuhkan keterlibatan aktif dari semua...
- Advertisement -

Baca berita yang ini